Selamat ulang tahun
Tiga kata sederhana
Yang mungkin tidak semua orang mendapatkannya
Bukan hadiah mampu kue ulangtahun
Melainkan hanya ucapan yang melegalkan
Sudah lebih dari cukup...
Sore harinya di mansion Edward, Clara sedang duduk di sofa lantai dua, perempuan ini nampak memotong-motong sebuah pita dan membungkus sebuah barang "Lagi ngapain?" Tanya Cain yang tiba-tiba datang dan ikut duduk disebelah adiknya.
"Kakak ga liat aku lagi bungkus kado" celetuk Clara, gadis ini menjawab dengan ketus, entah karena suasana hatinya yang kurang baik atau karena pengarus lain, yang jelas Clara sangat malas untuk berbicara sekarang.
"Liat sih, cuma iseng aja nanya" Ucap Cain sembari meneguk sekaleng minuman soda kemasan yang ia genggam.
Clara berdecih menanggapi, ia kembali fokus membungkus kadonya. Sementara itu Cain menautkan dahi ketika melihat ekspresi adiknya yang kurang menyenangkan "Ketus gitu jawabnya?" Sindir Cain bertanya. Setelah Lamat diperhatikan adiknya ini sejak sepulang sekolah tadi memang terlihat murung, dan kusam, tidak seperti biasanya.
"Clara.." Merasa tak mendapat respon, dan diamkan oleh sang Adik, Cain menegur dengan panggilan pelan. Kembali, Clara hanya menanggapi dengan cibiran.
Cain menggeleng-gelengkan kepala melihat kekeras kepalaan adiknya "Gemes banget kalo lagi ngambek!" Cain mencubit bagian kiri pipi chubby gadis itu.
"Ihh kak! Udah sana jauh-jauh! Kakak bauk!" Maki Clara menyingkirkan cubitan Cain di pipinya. "Iya lah bauk wangi!" Songong Cain dengan tampang sok coolnya.
"Bauk Tai" Sahut Clara membenarkan.
"Heh! Enak aja, gue abis mandi ya" Usul Cain tidak terima.
"Terserah deh kak!"
***
Malam ini, sebuah acar birtday party tengah digelar meriah, lampu-lampu menyala dengan variasinya, ruangan ini di hias begitu sempurna, sungguh luar biasa kekayaan seorang pemilik Angkasa. Semua yang hadir nampak berdecak kagum, mungkin baru pertama kali mereka melihat pesta ulang tahun semewah ini. Akan dipastikan perayaan ini akan menjadi sejarah tak terlupakan dalam memori mereka.
Masi di acara pesta, ketiga gadis tak diundang nampak berjalan berjalan dengan angkuh, membuat beberapa orang menatap aneh ker arahnya, Itu Jenetha dan kedua babunya. "Gue udah cantik belum?" Pertanyaan itu diucapkan oleh Jenetha meminta pendapat kedua sahabatnya.
Perempuan di sebelh Kakan Jenetha yang diketahui bernama Rosa itu menyatukan ujung jari ibu dan telunjuknya membentuk huruf O "Sempurna, gue yakin setelah ini Zean pasti nempel sama lo" Ucapnya memberi pujian.
Mendengar itu Jenetha tersenyum puas "Zean, dia pasti jatuh ke pesona gue" ucap Jene berbangga diri. Salah satu temannya yang bernama Laysa menganguk meyakinkan.
Namun, kepuasan mereka tak berselang lama, ketika pandangan mereka jatuh ke arah tiga gadis yang baru saja memasuki ruangah dan mengambil alih perhatian semua orang, semua pasang mata nampak menatap mereka kagum, kata cantik untuk gadis-gadis itu saja tak cukup untuk mendeskripsikan penampilan mereka yang begitu memukau saat ini.
Vita memakai gaun berwarna unggu berdurasi putih yang bersinar dengan kelap-kelip nya memantulkan cahaya, aksesoris sederhana yang mempersona pada gadis itu mampu mebuat orang-orang iri.
Dan Nayla si gadis periang nampak mengenakan baju grey yang menyala dibagian bunga-bunganya, warnanya sangat indah dan dan menengkan, belum lagi bentuk rambut bergelombang yang sangat apik semakin mempesona.
KAMU SEDANG MEMBACA
NYCTOPHILIAC
Teen Fiction⚠️MENOLAK PLAGIAT⚠️ Zean Drayn Lorenzo seorang pemuda berdarah dingin yang dipertemukan dengan Clara Avza Edward, gadis cantik yang hatinya telah hancur. Pertemuan yang tidak tepat membuat mereka saling membenci. Hingga Zean memutar keadaan setelah...