3. Clara's Day

253 85 12
                                        

Berjalan adalah langkah awal.
Jika hari ini begitu melelahkan.
Ingatlah hari-hari sebelumnya yang berhasil kamu lewati.
Berkata memang tidak semudah melakukannya.
Tapi apa kamu yakin ingin menyerah?

Tapi apa kamu yakin ingin menyerah?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- H A P P Y    R E A D I N G -

Derup langkah itu terdengar menyapa, menuruni anak tangga sembari tersenyum ceria, seragam itu kembali dekenakan, dan akan menjadi hal favorit selama masa putih-abunya berlangsung, tak lupa dengan jepit rambut kecil yang terselip di sisi telinganya, beruapaya agar rambut panjang itu tetap rapi.

"Sayang udah siap, sini makan" ucap wanita setengah baya yang tak lain adalah ibu dari gadis cantik itu. Gadis itu mengeser kursi kemudian mendudukinya, berhadapan langsung dengan sang kakak yang melahap makananya.

Wajah itu seindah rembulan purnama, setenang air danau yang diam, secantik sinar bintang pada malam hari, dan seindah bunga mawar. Bulu mata lentiknya mampu memikat manusia, bibir berpoleskan lipblam tipis itu mampu meluluhkan hati mereka. Gadis cantik itu bernama lengkap Clara Avza Edward, putri dari seorang ayah yang bernama Edward Arloc dan ibunya Luna Lista serta kakaknya yang sangat tampan bernama Cain Fambara Edward.

''Papa mana Ma?'' tanya Clara.

''Papa udah berangkat pagi-pagi sekali soalnya ada meting mendadak'' sahut Luna sebelum akhirnya menyantap makannya.

"Meting terus" ketus Clara.

"Tau tu, lupa kali sama kita" setuju Cain.

"Udah-udah lanjutin makannya gak usah ngomongin Papa yang aneh-aneh gitu-gitu Papa kalian" ucap Luna.

Situasi kini menjadi hening, hanya ada suara decitan piring dan sendok "Oh iya sayang, kamu berangkatnya bareng kakak ya, soalnya supir kamu mendadak pulang, katanya istrinya mau lahiran" ucap Luna memecah keheningah.

"Emang kak Cain mau?" tanya Clara melirik kakaknya sesaat.

"Iya" jawab Cain cepat.

Clara tersenyum "Makasi kak" ucapnya, jarang-jarang kakaknya ini mau berbaik hati.

"Hm" balas Cain kemudian kembali menyantap makanannya.

"Tumben kakak mau anterin, kakak ga jemput kak Elvy ya?" tanya Clara penasaran, pasalnya setiap ia minta diantarkan kakaknya ini selalu menolak dengan alasan yang sama yaitu harus menjemput tunangannya itu. .

"Lagi ngambek" ucap Cain malas, raut wajah datar itu berubah semakin dingin seperti menahan kesal.

=>Elvy Nazwa Anestha adalah tunangan Cain dari 6 bulan yang lalu.

NYCTOPHILIACTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang