17. Membantumu

57 37 13
                                    


Mobil sport black itu melaju dengan kecepatan setandar, dengan dua pemuda berseragam sekolah SMA berada di dalamnya.

"Jadi bener kemaren lo jatoh?" tanya Afran.

"Hm" jawab Zean malas.

"Wah parah tuh Alex!" geram Afran, ia benar-benar tak habis fikir dengan Alex bisa-bisanya cowok itu melakukan hal kotor hanya untuk menang.

Sekiranya hanya butuh waktu 10 menit mereka telah sampai, melewati gerbang yang bertuliskan SMA ANGKASA di sana, kehadiran mobil sport hitam itu menjadi sorotan para gadis, siapa sangka mereka mampu menunggu berjam-jam hanya untuk menunggu most wanted itu datang, lihat saja sekarang mobil milik Zean tengah dikelilingi para gadis.

"BUBAR KALIAN SEMUA!!" perintah sang wakil ketua osis yang datang menghampiri Zean dan Afran. Iya siapa lagi kalo bukan Doni waketos kesayangan kita, dengan waktu yang bersamaan Zean dan Afran keluar dari mobil

"Thanks" ucap Afran sebagai rasa terimakasih kala Doni telah mengusir cewek-cewek menyebalkan itu

"Zen? kening lo.." belum sempat Satya melanjutkan ucapannya Zean terlebih dahulu berdeham "Hm" jawabnya saat tau Satya akan menanyakan keningnya yang tetutup perban.

"Kita bahas nanti" ucap Doni.

Mereka ber-4 berjalan pergi, sampai di persimpangan kelas seorang perempuan dengan seragam sekolah minim bahan menghampiri mereka.

"Hai Zean" Sapa wanita itu dengan senyuman manisnya.

Sementara Zean tidak membalasnya ia sungguh tidak perduli, bahkan dia terus berjalan melewati wanita itu tanpa melihatnya sedikitpun, juga Afran dan Doni yang memutar bola matanya malas seraya menyusul Zean.

"Zean! kok lo cuekin gue sih" ucap Jenetha dibuat-buat, tak lupa dengan wajah sok memelasnya, kemudian berlari mengikuti Zean "Zean.. Zean.. Ih tungguin" pinta Jenetha, cewek ini dengan berani meraih pergelangan tangan Zean.

"Lepas!" tajam Zean menepis tangan Jenetha kasar.

"Aw! Zean kok kamu kasar gitu sih sama calon tunangan sendiri" ucap Jenetha yang masih menggunakan ekspresi yang sama.

Zean berdecih, dia beralih menatak Jenetha tajam "Tunangan? lo mimpi!" desisnya teramat sinis. Kehadiran perempuan ini begitu menganggu ketenangnnya.

"Jangan gitu Zean, kita kan udah dijodohkan" ucap Jenetha dengan wajah memelasnya.

"Gitu" Zean menaikan alisnya mengejek, ia menapakan senyum miring "lo denger baik-baik! Semua rencana licik lo hanya akan menjadi sampah!" serkasnya penuh penekanan.

Jenetha tetap kukuh, tujuannya hanyalah untuk mendapatkan Zean, ia bahkan tidak perduli meski dirinya direndahkan seklaipun "Tapi Zean, nanti malam kamu datangkan" ucap Jenetha penuh permohonan.

"Berisik! Mending lo pergi! Eneg! gue liat muka lo!" sentak Zean manatap tajam gadis itu sebelum akhir berjalan menjauh.

"Zen tunggu!" seru Jene munyusul dan hendak menahan tangan Zean namun dengan cepa Zean menepisnya hingga membuat Jene terjatuh "Awh!" adunya merasakan sakit.

"Ck, cewek rendahan" ucap Afran menatap sinis Jenetha.

"Murahan" Ucap Satya. Menurutnya Jenetha itu seperti sampah yang meminta dipungut. Doni hanya berdecih menatap perempuan yang tersungkur itu, ia berjalan menyusul Zean diikuti Satya dan Afran.

Sementara Jenetha, gadis itu hanya mampu menggeram tertahan, rasanya benar-benar kesal dan marah "Liat aja Zean, sebentar lagi lo akan jadi milik gue!" ucap Jene penuh penekanan dengan kedua tangannya yang mengepal kuat.

NYCTOPHILIACTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang