26 - Mereka Berubah

3.1K 80 0
                                    

Kadang orang yang kita anggap sahabat, bahkan lebih seperti keluarga sendiri, ternyata tak jauh menyakitkan dari mereka semua—Nasya Viorella Stefanie

•••

Azar memutar sebuah rekaman suara, persis seperti apa yang dilakukan Leo beberapa menit lalu.

Bukan cuma Nasya, Lala dan Selli saja tercengang mengetahui isi rekaman tersebut. Di dalam rekaman suara Leo, ia menceritakan tentang kedekatannya dengan Nasya.

Meski Nasya tahu, ia dan Leo hanya sebatas sahabat. Namun ada hal yang paling Nasya benci dari isi rekaman tersebut.

"Nasya? Gue cuma manfaatin dia doang, Zar. Lo tahu? Gue suka sama Martha udah lama. Dan tujuan gue dekatin Nasya itu, biar gue bisa ikutin dia kemanapun. Karena pertama, dimana ada lo, disitu ada Martha, Nasya pasti akan cari-cari lo, Zar. Dan udah jelas langkah gue, lagian Nasya juga mudah banget gue bodohin. Cuma dengan sebutan sahabat, dia nggak pernah curiga apapun tentang gue."

Nasya mengepalkan tangannya kuat. Matanya  mencari lelaki itu ke segala sudut. Dan kini Leo yang dianggap sahabat baiknya telah berubah, dan sebutan tersebut tak lagi pantas untuknya.

Pasrah, Leo memang mengakui kesalahannya. Namun untuk sekarang, ia tak sanggup kehilangan Nasya. Entah ada rasa tak rela melepas gadis tersebut.

Plak

Leo mendapatkan tamparan keras begitu sampai di depan Nasya. Sedang Azar, lelaki itu tersenyum penuh kemenangan.

"Munafik lo!" Nasya mencengkeram kerah baju Leo.

"Iya, Sya. Gue sadar dan gue minta maaf,"

Nasya tertawa miris. "Maaf? Dengan mudahnya lo minta maaf? Cih, gue nggak butuh, Yo!"

Martha Terpaku mendengar rekaman tersebut, tubuhnya seketika berubah menjadi dingin. Leo menyukainya? Martha saja tak pernah berpikir sampai sejauh itu.

"An, gue rasa ini semua cuma rekayasa. Nggak mungkin cowok modelan Leo suka sama gue?" bisik Martha di telinga kanan Ana.

"Lo 'kan suka sama Azar. Tha, sekarang mereka udah putus, lo bisa kali memanfaatkan kesempatan ini." balas Ana menaik-turunkan alisnya. "Dan, lo juga bisa manfaatin Leo."

Martha mengangguk. Ada benarnya juga ucapan Ana barusan. Mengapa ia tidak berpikir sejauh itu?

Azar menatap mereka bergantian. Lelaki itu bangga atas jerih payahnya karena telah berhasil menjatuhkan Leo.

"Jadi lo tau 'kan sekarang? Ada yang lebih munafik dari gue." ujarnya bersedekap dada.

"Terus lo pikir gue peduli, gitu?"

"Udah deh, ngapain masih disini? KITA UDAH SELESAI." Azar mendorong kuat lengan gadis itu hingga hampir jatuh ke belakang. Sialan memang!

"Jadi, sekarang lo gausah muncul di depan gue. Gausah ganggu hidup gue. Siapa sih yang tahan sama sikap dramatis lo, Sya? Gue aja males ngelihatnya. Dah ya, jadi cewek murahan aja, itu kan bakat lo," Azar berbisik tepat di sisi kanan telinga Nasya.

Lelaki sombong itu menjauh dari kerumunan. Perlahan satu-persatu dari mereka pun bubar. Dan kini status Nasya dan Azar hanya sebatas mantan pacar.

Nasya sungguh tak menyangka jika kisahnya berakhir secepat ini. Gadis itu mengusap kasar air matanya yang hampir luruh. Mengapa semua orang jahat kepadanya?

Sekalipun orang seperti Leo yang ia percaya itupun telah menghianati dirinya. Benar, manusia itu jahat. Mereka bahkan seperti tak punya otak ketika menyakiti orang terdekatnya.

NASYA STORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang