07 - Tragedi Mengerikan

1.9K 68 0
                                    

Hal yang paling menyakitkan seumur hidupku adalah dituduh melakukan perbuatan kejam, padahal aku menyentuhnya saja tidak—Nasya Viorella Stefanie

•••

"Kenapa lo masih aja deketin Azar sih? Udah gue bilang kalau cowok songong kayak dia nggak pantes buat lo!" Sudah puluhan kali Selli mengucapkan kata yang sama.

"Udah ketujuh puluh kalinya lo ngulang kata itu, nggak bosen lo?" Lala mengacak-acak rambutnya kesal. Ia terlalu kurang pekerjaan sampai meneliti setiap kata yang keluar dari mulut Selli.

"Bacot!"

Nasya tersenyum menatap kedua sahabatnya itu. "Menghancurkan batu juga butuh kesabaran, Sel."

Selli menghela nafasnya. "Udah tau Azar itu kayak batu, kenapa masih lo deketin, Sya?"

"Udah ah gue mau turun dulu," Nasya beranjak dari duduknya dan segera pergi dari kamarnya.

"MAU NGAPAIN, SYA?" teriak Lala.

Selli memukul kepala Lala menggunakan guling. Ia sudah tak tahan dengan sikap Lala sejak tadi. Lala benar-benar membuat dirinya darah tinggi.

"Diem tolol! Malu-maluin aja lo! Inget, kita masih di rumah Nasya." omel Selli membuat Lala menyengir.

Kedua gadis itu memang berkunjung ke rumah Nasya sejak sore tadi. Katanya sih mau menginap disini. Nasya tidak keberatan sama sekali karena adanya mereka. Justru ia malah senang karena ada temannya.

"Demen banget ya lo kalau menganiaya gue?" Lala mengerucutkan bibirnya.

Brak

Selli menggebrak meja belajar milik Nasya.
"Apa lo? Mau bilang Adit? Bilang aja sana, gue nggak takut!"

Tiba-tiba Lala tersenyum. Selli menatapnya geram. Senyuman inilah yang paling ia benci dari seorang Lala, mengingat kejadian beberapa hari yang lalu mampu membuat Selli menahan malu. Ingat, Selli masih belum memaafkannya.

"Alah lo sengaja 'kan ngomong gitu? Padahal pengen ketemu Syahdan," ujar Lala dengan nada menggoda.

"Lo tuh selalu ngada-ngada ya! Kemarin Arthur sekarang Syahdan, mau lo apa?" balas Selli dengan nada tinggi.

"Maunya gue sih lo pacaran sama Syahdan!" Lala tertawa geli.

"Dih, najis!"

Perdebatan kecil itu terus berlangsung karena keduanya tidak ada yang mau mengalah. Selli beranjak dari duduknya. Ia benar-benar sudah tidak kuat menghadapi Lala. Bisa-bisanya dirinya ikut gila!

Selli melihat foto foto yang terpajang di dinding kamar Nasya. Salah satunya adalah foto keluarga Nasya, disana ada Adif, Helen, Rifkal, Nasya, dan Darel.

Selli tersenyum tipis. Sahabatnya itu sangat beruntung mempunyai keluarga yang lengkap, berbeda dengan dirinya yang hanya mempunyai seorang ibu dan nenek saja. Meskipun begitu Selli tetap bersyukur karena masih mendapatkan kasih sayang dari kedua wanita yang sangat berarti dalam hidupnya.

"Sel, kenapa ya Nasya gamau jujur aja sama orang tuanya kalau dia tuh siswi kebanggaan sekolah?" tanya Lala yang tiba-tiba sudah berada di dekat Selli.

"Gue juga gatau, La. Mungkin Nasya punya alasan tersendiri," jawab Selli.

Tanpa mereka ketahui jika Nasya mendengar hal ini saat membuka pintu kamarnya. Nasya memang bercerita kepada mereka tentang keluarganya, namun tidak semua.

"Kalian nggak akan pernah ngerti," batin Nasya.

Nasya menutup pintu kamarnya lalu menghampiri mereka berdua. "Selli, Lala, kalian ngapain disitu?"

NASYA STORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang