Gemma baru saja pulang dari rumah Nia, hanya ingin bermain saja sebentar karena di rumah sangatlah membosankan bagi Gemma, gadis itu berjalan dengan santai menuju pintu utama di rumahnya yang berdominan warna putih yang menambah kesan mewah pada rumah tersebut.
Saat ingin membuka pintu, Gemma kaget karena pintunya sudah terbuka terlebih dahulu dan terpampang lah wajah dingin milik Gavin.
"Abang mau kemana?" tanya Gemma ragu-ragu, ia ragu karena mungkin Gavin tak akan menjawab pertanyaannya itu.
Benar, seperti dugaannya Gavin tak menjawab, cowok itu hanya melirik Gemma sekilas lalu pergi begitu saja.
"Abang, abang!! Tunggu!!" seru Gemma sambil menuruni anak tangga dirumahnya, tangan itu kemudian menahan lengan Gavin.
Gavin menoleh, lalu menaikkan satu alisnya bingung.
"Abang mau kemana?" tanya Gemma lagi pada Gavin yang ada didepannya yang sekarang sudah berpakaian rapi.
Gavin tak menjawab, ia malah menghempaskan tangan Gemma kasar lalu pergi begitu saja, tak ada niatan untuk menjawab pertanyaan dari Gemma yang dilontarkan olehnya.
Gemma hanya bisa menghela napas pasrah, jujur dia lelah dengan sifat Gavin kepadanya yang bisa dibilang.
Labil?
Gemma lalu melanjutkan jalannya dan memasuki rumahnya dengan langkah kaki malas.
∞~∞
Diwaktu yang sama Adelard baru saja selesai mandi, dia mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Dia lalu berjalan ke arah tempat tidurnya dan duduk dipinggirnya, Adelard lalu meletakkan handuk kecilnya di bangku meja belajarnya yang hanya disebelahnya saja.
Pemuda itu lalu menidurkan dirinya sambil melihat ke arah langit-langit kamarnya yang berdominasi warna abu-abu dan hitam.
Baru ingin memejamkan matanya, perut Adelard kini terasa lapar, mau tak mau dia harus turun kebawah untuk keruang makan.
.
.
."Ehh.. den, udah selesai mandinya?" Adelard hanya menganggukkan kepalanya pelan pada Bi Lastri dan tersenyum tipis padanya.
Bi Lastri adalah pembantu Adelard, dia sudah bekerja lama di rumah Adelard, dia juga tau sifat dan pola tingkah dari Adelard karena memang dia yang sudah membesarkan Adelard dari kecil, lebih tepatnya saat Adelard berumur 5 tahun.
"Ya udah sini makan den, bibi udah buatin makanan kesukaan aden lho" ucapnya sambil menata piring berisikan rendang, makanan kesukaan Adelard.
"Wahh.. pasti enak, makasih ya bi" ucap Adelard sambil tersenyum senang lalu memposisikan dirinya untuk duduk dengan nyaman, setelahnya dia memakan rendang yang dibuatkan oleh Bi Lastri dengan lahap.
Bi Lastri yang melihat itu lantas terkekeh pelan kepada Adelard, baginya Adelard hanya seorang anak laki-laki yang lemah dan mudah menangis karena cowok itu masih saja terperangkap kedalam masa lalunya yang kelam itu.
Ya, Bi Lastri tahu akan hal yang menimpa keluarga Adelard, karena dia melihatnya sendiri pada saat itu dan juga menyelamatkan Adelard, jika tak ada Bi Lastri. Adelard mungkin sekarang tak akan ada di dunia ini dan tumbuh sebagai mestinya seorang anak yang beranjak dewasa seperti sekarang ini.
"Makan yang banyak ya, den" ucap Bi Lastri sambil mengelus-elus surai Adelard sayang.
Adelard hanya mengangguk saja karena mulutnya kini penuh dengan makanan didalamnya.
∞~∞
Suasana kelas sekarang sangatlah ramai, banyak anak-anak yang sibuk dengan urusannya masing-masing. Seperti bergosip, bermain game online, berdandan dan ada yang hanya diam saja seperti Gemma saat ini, dia hanya diam sambil mendengarkan musik dengan earphone sambil memainkan ponselnya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood is Love (TAMAT)
Teen FictionMasa lalu yang terburuk bukanlah apa yang kita lakukan dulu, tapi masa lalu yang terburuk adalah kehilangan orang yang sangat kita... Cintai \~>\~>\ "Kamu nggak bakal ninggalin aku, kan?" "Nggak akan, aku janji nggak bakal ninggalin kamu" "Janji?" "...