"Gemma!"
Merasa namanya terpanggil, kepala Gemma kini menoleh kebelakang. Menatap Aldo, orang yang tadi memanggil namanya. Gadis itu tersenyum tipis seraya melepaskan salah satu earphone nya yang menyumpal kedua telinganya.
Ini sudah jam pulang sekolah dan Gemma sedang berjalan menuju kearah gerbang sekolah sambil memainkan ponselnya, sesekali bersenandung ria untuk menemani langkah kakinya menuju gerbang besar itu.
"Ada apa, kak?" tanya Gemma pada lelaki dihadapannya itu.
"Kamu pulang naik apa nanti?" tanya Aldo balik.
Gemma terdiam sejenak, sebelum akhirnya mengeluarkan suaranya kembali pada Aldo. "Aku kayaknya nanti naik taksi kak, mobil aku lagi ada dibengkel"
Gadis cantik itu tersenyum sekilas. "Emangnya kenapa, kak?" tanya Gemma yang membuat senyuman Aldo mengembang dengan sempurnanya.
"Mau pulang bareng aku nggak?"
"Bareng?" beo Gemma yang mendapat anggukan singkat dari Aldo. Lagi-lagi bibir gadis itu membentuk sebuah lengkungan tipis. "Bukannya aku nolak ajakan kakak, tapi bukannya nanti kakak kerja, ya?" cicitnya pelan, merasa tak enak pada cowok itu karena sudah menolak tawaran baik kakak kelasnya.
Aldo terkekeh kecil mendengarkan ucapan Gemma barusan. "Tenang, aku kerjanya nanti kok. Satu jam lagi"
"Jadi, kamu mau nggak pulang bareng sama aku?" tanya Aldo kembali yang kali ini dibalas dengan anggukan dan senyum manis dari Gemma, tanpa ada kata yang keluar untuk menolak ajakan darinya.
"Ayo ke parkiran dulu" Gemma menganggukkan kepalanya pada Aldo kemudian mengekori dimana jalannya Aldo untuk menuju ke parkiran sekolah.
Tanpa tahu jika ada dua orang yang tengah memperhatikannya sedari tadi bersama dengan Aldo dari ujung tembok koridor kelas X.
Mereka adalah Gavin dan Adelard yang sama-sama menatapnya sendu, didalam hati mereka kini tengah berperang melawan rasa yang begitu menyakitkan didalamnya, ingin sekali diantara mereka menarik Gemma agar tak bersama dengan Aldo. Namun mereka tahu jika itu bukan cara yang terbaik, mereka berpikir jika cara itu malah membuat Gemma semakin benci dan juga semakin menjauh dari keduanya.
Terutama Adelard yang masalahnya masih sangat panas bersama cewek itu, 3 bulan lewat minggu hubungan mereka berjalan. Baru kali ini mereka bertengkar sangat hebat, sampai-sampai tak mau berkomunikasi kembali, hanya karena masalah yang terbilang sepele bagi Adelard. Tetapi tidak dengan Gemma, ia merasa masalah itu begitu besar didalam hubungannya.
Adelard menghela napasnya berat, hari ini sangat melelahkan baginya. Masalahnya dengan Gemma itulah yang membuat pikirannya tambah kacau, ia frustasi bagaimana cara agar bisa seperti sebelumnya lagi dengan gadis itu, sungguh pusing sendiri Adelard memikirkannya.
Sepintar-pintarnya ia memberikan penjelasan pada Gemma, pasal kejadian tempo hari yang lalu gadis itu selalu saja tak mau mendengarkan semua ucapannya.
"Gue bingung bang harus gimana lagi bicarain ini sama Gemma" setelah sekian menit keduanya hanya diam mengintip Gemma dan Aldo dari sini, hanya kata-kata itulah yang mampu Adelard ucapkan dari mulutnya, sangking frustasinya dia menghadapi masalah percintaan ini.
Mendengarnya, tentu ada sedikit rasa iba mengalir didalam diri Gavin kala suara itu muncul dikedua telinganya.
Gavin menoleh kesamping, tangannya kemudian menepuk pelan bahu milik Adelard. Matanya sungguh tak tega melihat pemandangan menyedihkan dihari yang cerah seperti ini.
"Coba lagi, gue yakin Gemma pasti mau nerima maaf dari lo kok" ucap Gavin sambil tersenyum tipis pada Adelard.
"Gue udah pernah coba, tapi dia nggak mau dengerin penjelasan gue bang" kata Adelard dengan nada sendunya, bahu yang biasanya kokoh nan tegak kini merosot kebawah dengan lemasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood is Love (TAMAT)
Teen FictionMasa lalu yang terburuk bukanlah apa yang kita lakukan dulu, tapi masa lalu yang terburuk adalah kehilangan orang yang sangat kita... Cintai \~>\~>\ "Kamu nggak bakal ninggalin aku, kan?" "Nggak akan, aku janji nggak bakal ninggalin kamu" "Janji?" "...