Dikamar Adelard, kedua remaja itu kini duduk bersila bersebelahan. Kepala Adelard kini dengan nyamannya bersandar pada bahu milik Gemma, ditangan pria itu terdapat sebuah stik PS yang ia mainkan sekarang. Sedangkan Gemma hanya menatap kosong kearah layar televisi yang berada didepannya, menampilkan game yang sedang Adelard mainkan.
Omongan Galang beberapa jam yang lalu, terngiang-ngiang dikepala Gemma lagi. Seharusnya dia senang karena sebenarnya Gavin sangat menyayanginya sebagai adiknya, tetapi disatu sisi yang lain Gemma malah merasa sedih karena ucapan Galang.
Ini sangat susah dan ini juga sangat membingungkan bagi Gemma. Jika benar Gavin menyayanginya, lalu kenapa Gavin selalu saja bersikap kasar kepadanya selama ini? Apa yang sebenarnya kakaknya itu sembunyikan?
Helaan napas kasar tanpa sadar keluar dari mulut kecil Gemma. Fokus Adelard teralihkan kala itu juga, kepalanya sedikit mendongak menatap wajah gadis itu.
"Kenapa, yang?" tanya Adelard bingung.
Gemma langsung menunduk, matanya kini langsung bertemu dengan manik teduh milik Adelard.
"Nggak papa" jawab Gemma singkat, tangan mungilnya kini naik mengelus-elus surai Adelard dengan sayangnya. Adelard menganggukkan kepalanya samar, kemudian fokusnya kembali ke semula menatap layar televisi itu dengan serius.
Tangan Gemma masih saja mengelus-elus surai Adelard perlahan, gadis itu terkekeh saat mengingat kejadian dimana dirinya dan lelaki itu bertengkar, sampai-sampai dijuluki Tom and Jerry sekolah. Sangking seringnya mereka bertengkar, dulu tak ada dihari tanpa keduanya bertengkar saat bertemu. Pasti ada saja yang mereka ributkan, bahkan tak segan pula bagi keduanya beradu jotos waktu itu.
Tetapi sekarang sudah berbeda, julukan Tom and Jerry itu sudah tak mereka dapatkan kembali. Malahan, sekarang mereka dijuluki couple goals disekolah, banyak siswa-siswi yang iri pada mereka berdua karena dinilai sangatlah cocok. Mulai dari gaya, visual dan juga tingkah. Mereka berdua sangatlah cocok dalam sebutan couple goals tersebut.
"Gemma?" panggil Adelard tanpa mengalihkan pandangan sedikitpun.
"Hm?" jawab Gemma yang masih saja mengelus surai Adelard.
"Gemma"
"Apa?"
"Gemma~"
"Apaan, No?!" Gemma mulai kesal dengan Adelard yang sedari tadi memanggilnya terus-menerus. Adelard terkekeh pelan, sangat lucu saat nada bicara Gemma seperti itu.
"Nggak papa, cuma pingin manggil nama kamu aja" jawab cowok itu enteng.
Tangan Gemma yang semula mengelus-elus surai Adelard kini malah menoyor keras kepala Adelard, akibatnya tubuh cowok itu terhuyung kesamping.
"Yang, kok kamu jahat sih?!" kesal Adelard, tak bisa dipungkiri lengannya sangat sakit. Akibat menjadikannya tumpuan agar tubuh itu tak jatuh kelantai.
"Bodo amat" ketus Gemma, gadis itu lalu dengan santainya membuka toples jajanan yang sedari tadi ada didepan mereka berdua.
Adelard mendengus kesal. "Ishh.. gara-gara kamu nih, aku kalah" cetus laki-laki itu sambil memajukan sedikit bibirnya.
"Bagus dong kalo kalah" ucap Gemma yang terdengar cuek pada Adelard, tangan gadis itu sibuk sendiri dengan ponsel. Sesekali ia memasukan jajanan yang ada ditoples tersebut dengan mulus kedalam mulutnya.
Mendengar tanggapan Gemma yang cuek seperti itu, decakan kesal lolos dari mulutnya. Adelard menghela napasnya kasar, tangannya kini meraih remote yang berada tak jauh dari tempatnya duduk bersama dengan gadisnya, jarinya kini dengan gerakan kesal langsung memencet tombol berwarna merah yang berada diujung benda itu. Alhasil layar itu langsung berubah menjadi hitam seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood is Love (TAMAT)
Fiksi RemajaMasa lalu yang terburuk bukanlah apa yang kita lakukan dulu, tapi masa lalu yang terburuk adalah kehilangan orang yang sangat kita... Cintai \~>\~>\ "Kamu nggak bakal ninggalin aku, kan?" "Nggak akan, aku janji nggak bakal ninggalin kamu" "Janji?" "...