"Gemma!"
Kepala kedua gadis itu secara bersamaan menoleh, menghadap kearah orang yang meneriaki nama Gemma dari belakang.
"Lino?"
"Kak Adelard?"
Cicit keduanya bersamaan dengan pelan. Adelard yang berada satu meter jaraknya dari kedua gadis itu, tanpa aba-aba langsung berlari dan mendekap tubuh Gemma erat.
"Kamu nggak papa, kan?" satu pertanyaan yang Adelard lontarkan pada Gemma, sesaat setelah ia mendekap tubuh cewek itu.
"No, lo apa-apaan sih?!" Gemma mulai memberontak dari dekapan Adelard.
Bukannya melepaskan dekapannya, cowok itu justru malah semakin mengeratkan pelukannya pada Gemma. Mencium aroma khas tubuh Gemma yang wangi, juga aroma yang dua hari belakangan ini ia rindukan.
Berkali-kali Gemma mendorong dada bidangnya, namun tangan itu tak kunjung melepaskan. Dalam hati Adelard berucap syukur kepada Tuhan karena tak terjadi sesuatu pada gadisnya.
"Lepas!" desis Gemma. Adelard langsung menggeleng, tanpa malu cowok itu malah menyembunyikan wajahnya pada leher jenjang milik Gemma.
Leara yang sedari tadi melihatnya hanya diam, matanya mengerjap beberapa kali. Ia pikir adegan seperti ini hanya ada didrama saja, namun nyatanya salah. Adegan ini benar-benar ada, nyata didepan matanya langsung.
Gue kapan ya kayak gitu sama ayang David? batin Leara seraya menatap kedua kakak kelasnya itu kosong, otaknya benar-benar mati jika disuguhi adegan yang seperti ini.
"LEPAS, NO!" pekik Gemma sambil mendorong kuat dada Adelard.
Akibat dorongan dari Gemma, tubuh Adelard langsung menjauh dari tubuh Gemma. Lain hal dengan Leara, gadis itu malah tersentak kaget ketika Gemma berteriak seperti tadi.
Leara bahkan semakin bingung sekarang harus berbuat apa, kala netranya menatap Gemma yang kini menatap sengit Adelard. Seakan siap menelan hidup-hidup cowok itu.
"Ngapain lo kesini?" ketus Gemma.
"Aku nyariin kamu" jawab Adelard pelan.
Gemma mendecih pelan. "Kenapa nyariin gue? Mau minta putus? Ayo, gue terima kata putus dari lo"
Ucapan Gemma barusan tentu saja membuat Adelard dan Leara melebarkan matanya terkejut.
Kepala laki-laki itu menggeleng cepat. "Nggak! Aku nggak mau putus!" pekik Adelard.
Kakinya mulai mendekat lagi pada Gemma, tapi dengan cepat gadis itu melangkah mundur.
"Please, dengerin penjelasan aku dulu. Satu kali ini aja" ucap Adelard memohon pada Gemma, tatapannya begitu sendu. Memohon agar Gemma mau mendengarkan ucapannya.
"Penjelasan apa lagi! Nggak ada yang perlu dijelasin lagi, No! Semuanya udah jelas! Gue udah liat semuanya!" bentak Gemma, mata perempuan itu mulai memanas ketika ia mengingat kejadian tempo hari yang lalu.
Di taman, tempat dimana Adelard sedang bermesraan dengan adik kelasnya.
"Kamu salah paham waktu itu Gemma" entah untuk yang ke berapa kalinya, dalam beberapa hari ini Adelard mengatakan dialog yang sama pada Gemma.
"Salah paham dimananya lagi, No?! Gue udah liat sendiri!" nada bicara gadis itu semakin meninggi, mengundang perhatian setiap pengunjung supermarket itu pada mereka bertiga.
"Aku nggak pernah ngelayanin dia, Ma. Sumpah demi Tuhan aku nggak pernah ngurusin adek kelas kita!"
Gemma tertawa renyah. "Nggak usah bawa-bawa Tuhan, lo itu emang udah salah. Jadi lo tinggal ngaku aja, apa susahnya sih?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood is Love (TAMAT)
Teen FictionMasa lalu yang terburuk bukanlah apa yang kita lakukan dulu, tapi masa lalu yang terburuk adalah kehilangan orang yang sangat kita... Cintai \~>\~>\ "Kamu nggak bakal ninggalin aku, kan?" "Nggak akan, aku janji nggak bakal ninggalin kamu" "Janji?" "...