34

12 7 15
                                    

"LINO!!"

Gemma yang baru turun dari mobilnya langsung memanggil Adelard, ketika cowok itu tengah membuka helmnya. Adelard menoleh kearah suara yang memanggil namanya, cowok itu tersenyum samar saat Gemma berlari kecil kearahnya.

"Kok kamu berangkat sekolah?" tanya Gemma setelah dirinya sudah berada didepan Adelard.

"Emangnya kenapa kalo aku berangkat sekolah?" tanya Adelard balik. Gemma berdecak kesal.

"Kamu kan lagi sakit, nanti kalo kamu tambah sakit lagi gimana?" kini nada bicara gadis itu sedikit khawatir.

Adelard menghela napasnya pelan, tangan cowok itu kemudian terangkat mengelus surai panjang Gemma yang terkuncir kuda itu pelan.

"Aku udah sehat lagi, aku nggak papa kok" ucap Adelard lalu tersenyum.

"Beneran?" tanya Gemma memastikan, gadis itu masih kurang percaya dengan ucapan cowok yang ada didepannya.

Adelard menganggukkan kepalanya cepat. "Beneran, kalo nggak percaya aku bakal gendong kamu dari parkiran sini sampe dalam kelas"

"Dih.. emang kamu kuat? Aku berat lho" Gemma memperingati.

"Kuatlah, aku kan Adelard Delino Putra. Pacarnya Gemma Soya Putri, preman sekolah" gurau pria itu yang langsung dapat tempelengan dari Gemma.

Gadis itu mengerucutkan bibirnya kesal. "Jauh-jauh kamu dari aku!" ketus Gemma lalu berjalan begitu saja meninggalkan Adelard yang sekarang sedang terkekeh gemas.

"Gemma tunggu!!" seru Adelard sambil mengejar Gemma yang berjalan sambil menghentak-hentakan kakinya kesal.

Tanpa mereka sadari dari kejauhan ada yang memperhatikan mereka berdua, tatapan sendunya langsung terpancarkan dari dalam matanya. Mencoba merelakan namun tetap saja tak bisa, sekuat tenaga menahan perasaannya tapi tetap saja tak bisa. Dia adalah David yang baru saja masuk kedalam area sekolah.

"Kok rasanya tambah sakit, ya" lirih cowok itu sambil tertunduk.

"AYANG DAVID!!"

David tersentak kaget, kala sebuah teriakan dari arah belakangnya yang begitu nyaring ditelinganya sekarang, bahkan membuat seluruh warga sekolah yang berada diparkiran kini menatap mereka. Cowok itu membalikan badannya, tatapan sendunya kini tergantikan dengan tatapan malas.

Leara, orang yang meneriakinya kini berlari cepat kearahnya. Wajahnya begitu cerah, senyumannya begitu lebar dan tatapannya mengisyaratkan kegembiraan yang berlebih.

"Hallo" sapa Leara sambil melambaikan tangannya pada David.

"Ya" balas David cuek, cowok itu membalikan badannya kembali untuk menuju ke kelasnya.

Bukan Leara namanya jika tak mengikuti David, gadis itu kini berjalan menyetarakan langkah kakinya dengan pria itu. Leara terus saja tersenyum pada David, namun David sama sekali tak membalas senyuman darinya.

"Jutek banget sih, nanti cepet tua lho kalo jutek gitu" ucap Leara yang tak dihiraukan oleh David sama sekali.

"Senyum dong"

"Ngomong kek, atau apa gitu?"

"Ihh.. kamu jalannya cepet banget, sih"

"Kamu ganteng deh hari ini"

"Ihh.. David tungguin!!"

Begitulah celotehan Leara yang tiada hentinya kepada David. Dari parkiran sekolah, koridor sampai kelas pun Leara masih saja mengoceh pada cowok itu. David memejamkan matanya sebentar untuk meredam emosinya yang akan meledak kepada gadis itu.

Blood is Love (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang