23

16 6 0
                                    

David duduk terdiam dibangku halte bis sendirian, seperti biasa ia menunggu angkutan umum atau taksi yang lewat untuk berangkat ke sekolahnya.

Biasanya sembari menunggu, cowok itu suka bersenandung ria dengan aerphon yang menyumpal kedua telinganya. Namun kali ini beda, David lebih memilih diam,wajah cerah nan cerianya sekarang juga tak terlihat. Cowok itu seakan tak mempunyai semangat hidup lagi sekarang.

Pikirannya terus saja terbayang akan ucapan yang keluar dari mulut Adelard kepada dirinya.

Berhenti bertindak seakan lo itu pacarnya.

Satu kalimat yang terekam jelas diotaknya, membuat dirinya semakin tahu diri saja jika dia memang tak pantas berada disamping Gemma.

David menghela napasnya panjang, cowok itu kemudian menggelengkan kepalanya pelan, agar dia tak memikirkan hal itu terus-menerus. Sudah cukup dengan apa yang Gemma berikan kepadanya, sudah cukup Gemma mengisi ruang hatinya yang kosong, sudah cukup David merasakan apa yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama yang pada akhirnya hanya luka lah yang David terima, bukan kebahagiaan.

"DAVID!!"

Seruan itu membuat David tersentak kaget, cowok itu kemudian menengok kearah sampingnya. Sial, baru saja dipikirkan dan sekarang gadis itu ada didepan matanya, tengah melambaikan tangannya, tak lupa senyuman lebar yang membuat jantung David melemah seketika.

"Hai, lama nggak ketemu" sapa Gemma pada David saat dirinya sudah berada tepat didepan adik kelasnya.

David hanya diam, cowok itu tak berniat untuk menjawabnya. Seperti dipukul dengan kenyataan pahit jika dirinya memang harus melepaskan Gemma didalam hatinya. David sadar, Gemma berada didalam kalangan level tertinggi, susah dirinya gapai.

Lihat saja walaupun dia memakai seragam sekolah lengkap seperti dirinya. Namun tetap saja, Gemma terlihat glamor dengan aksesoris yang menghiasi sisi jas almamaternya yang bisa David tebak tak main-main harganya, tak lupa juga jepitan rambut yang David percayai itu bukan buatan produk Indonesia, melainkan produk luar yang harganya cukup fantastis.

Penampilan itu sangatlah jauh berbeda dengan dirinya yang setiap harinya hanya berpenampilan nerd dan juga alakadarnya, tak seperti kebanyakan cowok-cowok SMA Aster yang berpenampilan menawan dan juga cool abis. David menjadi merasa tertendang dengan itu semua.

"David, lo kenapa?" tanya Gemma kebingungan karena David terus saja memandangi penampilannya dari ujung rambut sampai kaki.

"Penampilan gue. Aneh, ya?" tanya Gemma lagi seraya mengecek ulang penampilannya. Tapi tak ada yang salah, Gemma juga selalu berpenampilan seperti inikan kalo disekolah.

Lalu, David melihat apa?

"David. Lo kenapa, sih?" kesal Gemma pada David.

David kini menatap Gemma datar, membuat yang ditatap kebingungan.

"Lo kenapa?" tanya Gemma untuk yang kesekian kalinya saat melihat gelagat aneh dari David.

"Lo sakit?" tanya Gemma lagi, tangan gadis itu ingin menyentuh dahi milik David. Namun dengan cepat adik kelasnya itu menepisnya kasar.

"Nggak usah peduliin gue lagi, kak"

Setelah mengatakan kalimat itu David langsung pergi begitu saja, bertepatan dengan taksi yang lewat didepan halte bis tersebut dan tanpa berpamitan David langsung menaiki taksi itu, tak menghiraukan Gemma yang kini menatapnya kaget.

"Whatt??? Gue?? David bilang gue??" ucap Gemma kaget. Masih tak percaya jika David memakai lo-gue pada dirinya, satu nama yang terlintas diotak Gemma saat ini. Tangan gadis itu mencengkram kuat tali tas ranselnya yang ia gendong dipunggungnya.

Blood is Love (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang