07

23 10 0
                                    

Jam menunjukan pukul 7 malam. Gemma baru pulang dari rumah Gea. Gadis itu tiba-tiba mengajak Gemma untuk memilihkannya dress yang cocok untuk dirinya saat dipakai ke acara keluarga besarnya. Alhasil Gemma tak bisa menolak ajakan temannya itu, dia juga masih memakai seragam sekolahnya. Dibukanya pintu mobilnya itu dengan pelan, Gemma lalu pergi ke arah pintu rumah mewahnya.

Saat ingin membuka pintu rumahnya, namun lagi. Pintu rumah sudah terbuka terlebih dahulu dari dalam dan menampilkan wajah datar milik Gavin.

"Abang mau kemana?" tanya Gemma tiada lelahnya. Gemma tahu pasti Gavin tak memberikan jawaban kepadanya, tapi apa salahnya jika dia selalu menanyainya seperti itu. Hanya dengan cara inilah Gemma bisa berbicara dengan Gavin. Pertanyaan itu hanya akal-akalan Gemma saja supaya Gavin mau menggubrisnya lagi. Gemma sangat ingin Gavinnya yang dulu perhatian lagi dengan dirinya, kakak yang selalu saja menjaganya dari ancaman apapun itu.

Gavin hanya melirik Gemma saja sekilas dan seperti biasa dia tak berniat untuk menjawab pertanyaan Gemma, melainkan dia hanya berlalu begitu saja dan masuk kedalam mobilnya. Gemma lagi-lagi menghela napasnya kasar, sepertinya memang dia harus menyerah saja untuk mengembalikan sifat Gavin yang seperti dulu.

"Gue capek bang" lirih Gemma. Dia menahan air matanya, hatinya sekarang sakit karena semakin hari Gavin semakin menjauh dari dirinya. Gemma mengelap air matanya kasar yang entah kapan jatuhnya, gadis itu lalu melanjutkan jalannya menuju ke dalam rumahnya.

∞~∞

"Kamu mau bicara apa Gavin?" tanya Fannya dengan nada lembutnya.

Sekarang Gavin dan Fannya sedang berada di sebuah cafe yang sangat cocok untuk dijadikan dinner untuk sepasang kekasih seperti Gavin dan Fannya malam ini.

Gavin menghela napasnya panjang, sangat sulit rasanya berbicara seperti ini pada Fannya, tapi mau bagaimana lagi dia tak mempunyai pilihan lain, mau tak mau dia harus mengatakan hal itu pada Fannya.

Harus!

"Gue pingin kita putus"

Deg!

Fannya hanya diam, wajahnya sekarang mengisyaratkan kesedihan. Dia sudah cinta bahkan sayang, sangat sayang pada Gavin. Hubungan mereka berdua juga baru berjalan selama 2 minggu. Tetapi kenapa Gavin tiba-tiba memutuskan hubungan dengannya. Apa salahnya?

"K-kenapa??" tanya Fannya masih syok.

"Nggak papa" jawab Gavin enteng lalu pergi begitu saja meninggalkan Fannya yang masih mematung. Tak terasa satu tetes air mata sudah membasahi pipinya.

"Salahku apa??" tanya Fannya pada dirinya sendiri. Kenapa setiap dia sudah merasakan cinta atau bahkan sayang pria itu malah meninggalkannya? Rasanya sakit dihati Fannya saat ini.

.
.
.

Gavin kini sudah berada didalam mobilnya, dia mengendarai mobilnya itu dengan kecepatan diatas rata-rata. Seolah-olah tak sayang pada nyawanya sendiri saat ini. Pikirannya kacau sekarang, dipikirannya saat ini adalah cowok berengsek. Sangat cocok untuk dirinya karena sudah mengganggu mental adik sahabatnya, menyakiti adiknya bahkan sekarang menyakiti kekasihnya. Ah, mantan kekasih maksudnya.

Sangat lengkap bukan dosa yang dimiliki oleh Gavin saat ini?

∞~∞

Blood is Love (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang