50

10 3 0
                                    

Diujung lorong dekat dengan toilet anak kelas X, Aldo bersama dengan satu rekannya kini duduk disebuah meja yang sudah tak terpakai lagi, mereka bolos pelajaran.

Selama keduanya duduk disana, mata Aldo tak henti-hentinya menatap cowok seumurannya itu dengan kesal. Bagaimana tidak kesal, rencana yang sudah ia garap dengan sempurna dengan mudahnya malah dirusak oleh orang itu.

"Tadi malem lo kenapa, sih?" tanya Aldo sembari menatap sang lawan bicaranya dengan tatapan kesalnya.

"Kenapa apanya?" orang itu balik bertanya membuat Aldo mendengus kesal.

"Gara-gara tindakan lo, Gemma sama pacarnya balikan lagi!" suara Aldo mulai meninggi membuat orang didepannya memutarkan bola matanya malas.

"Ya, bagus dong" ucapnya enteng.

Darah Aldo mendidih ketika mendengarnya, tujuannya hampir berhasil membuat hubungan Gemma dan Adelard rusak. Namun rekannya ini malah membuat hubungan keduanya kembali membaik. Sia-sia saja Aldo membayar Ana dan mengancam adik kelas itu untuk tutup mulut, berbicara seolah-olah memang Ana yang merencanakan semua hal itu, tapi nyatanya salah. Semua dalang dibalik renggangnya hubungan Gemma dengan Adelard adalah Aldo.

"Lo ada dipihak siapa sih, nyet?!" kesal Aldo.

Sembari membuat kepulan asap rokok dari dalam mulutnya, cowok itu berucap. "Lo"

"Kalo lo dipihak gue, terus kenapa tadi malem lo bertindak tanpa ngasih tau gue duluan?"

"Nggak sempet, malem itu juga gue nggak sengaja ketemu sama Gemma. Ya udah gue poto aja, terus dikirimin deh ke Adelard"

"Tapi dengan cara lo kayak gitu, semuanya malah kacau anjir! Rencana yang gue susun berantakan gara-gara lo!" cerca Aldo kepada cowok seumurannya itu.

"Nggak akan" balasnya santai, kemudian menyesap kembali batang rokok yang ada disela-sela jari-jemari panjangnya.

Decakan itu tanpa sadar Aldo buat, ia heran dengan rekannya yang satu ini. Bilangnya dia berada dipihaknya, tapi sekarang ia malah seperti dipihak Gemma.

"Tenang, gue ada rencana yang lebih wow kok" katanya yang membuat Aldo menoleh cepat kearahnya.

Sambil memperlihatkan senyuman liciknya, cowok itu kemudian berujar. "Fakta baru yang gue temuin adalah, Adelard itu punya gangguan kecemasan"

Kedua alis Aldo bertaut bingung setelah mendengarkan ucapan orang itu. "Terus hubungannya apa sama rencana lo?"

"Eihh.. ini nih, orang jahat tapi nggak pernah liat film jahat juga. Jadi dangkalkan otaknya kalo buat mikir yang kayak gini" cibir orang itu yang langsung mendapat tempelengan dari Aldo.

"Nggak usah ngatain juga!" ucap Aldo yang mengundang kekehan orang itu.

"Tapi lo tau darimana kalo Adelard punya gangguan kecemasan?" tanya Aldo kemudian.

"Lo percaya nggak kalo dunia itu sempit?"

Tanpa butuh waktu lama, kepala Aldo mengangguk, membenarkan ucapan orang tersebut.

"Psikiater yang ngobatin dia itu tante gue sendiri"

"Seriusan lo?" ujar Aldo sedikit terkejut.

"Yoi" sahutnya.

***

"Lho? Itu bukannya Gemma sama Adelard, kan?" katanya ketika melihat dua adik kelasnya itu melangkah keluar dari ruangan sang tante.

Tanpa sadar bibir itu mulai tertarik, membuat seringaian licik. Kakinya kemudian melangkah, menuju keruangan itu.

"Siang tante" sapanya pada perempuan setengah baya yang kini sedang duduk, tangannya pun tanpa lelah membolak-balikan sebuah kertas yang pemuda itu tak tahu apa isi didalamnya.

Blood is Love (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang