"Morning" sapa Gemma dengan ceria pada Adelard yang sejak tadi menunggunya didepan rumah.
Adelard terkekeh pelan,lalu mengacak poni Gema dengan gemas. "Udah?" Gemma mengangguk sambil tersenyum.
"Udah"
Adelard tersenyum begitupula dengan Gemma, pria itu kemudian membuka pintu mobilnya kemudian menyuruh Gemma untuk masuk kedalamnya. Gemma tersenyum senang, gadis itu masuk kedalam mobil milik Adelard. Setelah Gemma sudah masuk kedalam mobilnya, Adelard langsung menutup pintu mobilnya itu dan berlari kecil memutari mobilnya untuk kearah kursi kemudi.
.
.
."Kok pake mobil? Biasanya juga motor?" tanya Gemma pada Adelard yang kini tengah fokus menyetir untuk menuju ke sekolah.
"Nggak papa, pingin aja" jawab Adelard yang mendapat anggukan pelan dari Gemma.
Hening, tak ada lagi pembicaraan antara kedua remaja itu. Gemma fokus melihat kearah luar jendela mobil kekasihnya dengan wajah bahagianya. Sedangkan Adelard kini hanya fokus pada jalanan yang ada didepannya.
"Sepulang sekolah nanti aku bakal ajak kamu ke suatu tempat. Kamu mau nggak?" ucap Adelard saat dia berhenti disebuah lampu merah.
Gemma menoleh kearah Adelard saat mendengar suara berat milik prianya itu.
"Kemana lagi?! Ke timezone lagi?!" tanya Gemma dengan nada antusiasnya seperti anak kecil.
Adelard menggelengkan kepalanya pelan. "Ikut aja" cowok itu kemudian tersenyum simpul pada Gemma yang kini menunjukan raut kecewanya.
"Itu kalo kamu mau, kalo nggak ya nggak papa" ucap Adelard lagi sambil menjalankan mobilnya kembali setelah lampu hijau menyala.
"Aku ikut!" jawab Gemma cepat.
Adelard lagi-lagi tersenyum, tangannya kini mengelus pelan surai Gemma dari samping.
"Okey"
∞~∞
Fannya berjalan dikoridor sekolahnya dengan bertanya-tanya, gadis itu bahkan tak bisa tidur nyenyak semalam akibat data yang Rafi berikan kepadanya sangatlah menggantung bagi dirinya.
"Dera diperkosa? Terus depresi? Tapi yang merkosa dia waktu itu anak SMA kelas dua? Gila dong orang itu" gerutu Fannya.
Fannya terus saja berjalan sampai pada akhirnya dia berpapasan dengan Gavin. Fannya memilih melengos begitu saja dan tak berani menatap mata Gavin. Itu semua ia lakukan agar tak lagi mempunyai perasaan lebih kepada Gavin.
Belum sempat melewati Gavin, tangan Fannya kini sudah ditarik terlebih dahulu oleh Gavin. Keduanya kini berjarak sangat dekat.
"Ini" ucap Gavin sambil menyodorkan sebuah jepitan rambut kearah Fannya yang kini tengah menaikan satu alisnya bingung.
"A-apa?" ucap Fannya yang mulai gugup sekarang.
"Maaf" Gavin kini memakaikan jepitan rambut itu pada Fannya, cowok itu tersenyum tipis. Fannya lebih cantik sekarang.
"Maaf udah bikin luka dihati lo, gue tau gue berengsek. Tapi gue minta jangan menjauh dari gue" ucap Gavin sendu pada Fannya yang semakin bingung dibuatnya.
"Gue pergi" ucap Gavin lalu pergi begitu saja meninggalkan Fannya yang masih mematung tanpa kata-kata.
Fannya melepaskan penjepit rambut yang ada dikepalanya, gadis itu kemudian memandangnya lekat. Ada rasa sedih, senang dan juga kecewa. Ia sedih karena tak bisa bersama dengan Gavin lagi. Ia senang karena Gavin memberikannya penjepit rambut yang super mewah nan cantik kepadanya, namun bukan soal itu yang membuat Fannya senang, dirinya senang karena Gavin memberikannya sesuatu kembali setelah beberapa minggu pria itu terus saja bersikap cuek pada dirinya.
Terakhir ia kecewa karena Gavin memutuskannya begitu saja hubungannya tanpa alasan yang jelas. Padahal disaat itu Fannya masih sayang-sayangnya dengan Gavin, tapi cowok itu sangat tega dengan Fannya.
"Aku nggak pingin ini, Vin. Aku cuma pingin kamu"
∞~∞
"Wihh.. pasangan kelas dateng, nih" celetuk Niko pada Adelard dan Gemma yang baru saja masuk kedalam kelas dengan rangkul-rangkulan.
"Bilang aja iri" ucap Adelard datar kepada Niko. Gemma terkekeh pelan, sedangkan Niko kini melotot tak terima.
"Ngapain iri, gue juga punya" ucap Niko, cowok itu tanpa ba-bi-bu langsung merangkul bahu Nia yang duduk disebelahnya bersama dengan Gea. Kedua gadis itu sibuk dengan ponselnya, biasa mereka suka belanja online.
Nia tersentak kaget saat Niko tiba-tiba merangkulnya, begitu pula dengan Gea yang kini mendengus kesal.
"Apaan sih, Nik. Aku lagi belanja sama Gea" ucap Nia berusaha melepaskan rangkulan dari Niko.
"Tau tuh, rusuh aja" timpal Gea yang mulai kesal karena ulah laki-laki itu.
"Ya, terserah dihh.. orang dia cewek gue kok. Makanya lo jadian sana sama Erfan biar bisa diginiin juga" ceplos Niko begitu saja.
Gea lalu menatap kearah Erfan yang kini sibuk dengan ponselnya, masih bermain game online mungkin. Gea menggelengkan kepalanya pelan, dia tak menyukai orang macam Erfan yang kalem-kalem somplak itu. Gea juga tak ingin jika dirinya ada hubungan apa-apa dengan Erfan. Bisa hancur jika dia bersatu dengan laki-laki itu.
"Nggak! Dia bukan tipe gue!" ucap Gea dengan jijik. Jujur dia sangat merinding sekarang jika sampai Erfan itu menjadi pacarnya. Ohh.. NOOOO!!!
"Tiati ntar suka, lho" ucap Gemma menggoda lalu terkekeh pelan. Gea langsung menggelengkan kepalanya cepat, gadis itu benar-benar tak sudi memiliki hubungan spesial dengan Erfan.
"Nggak bakal!" sahut Gea cepat.
"Halah ntar juga suka" kini gantian Nia yang menggodanya, jangan lupa bahu gadis itu masih dirangkul oleh Niko yang sekarang hanya bisa terkekeh pelan bersama Adelard, Gemma dan dirinya sendiri tentunya.
"Apaan sih.. nggak bakal ya"
"Tiati kemakan omongan, lho" Adelard ikut menggodanya yang membuat Gea semakin kesal saja.
"Ntar bucin, lho" ini Niko yang sama-sama berniat ingin menggodanya.
Gea mendengus kesal,nggak ada gunanya semua temannya ini. Sangat laknat dan juga mulutnya sangat pandai jika sedang menyudutkan orang lain.
"Tau lah males gue dengernya" ucap Gea malas, gadis itu lalu keluar dari dalam kelasnya yang membuat gelak tawa Adelard, Gemma, Nia dan Niko pecah seketika itu juga.
"Njirr.. pipinya merah"
"Salting dia"
Gemma dan Nia tertawa terbahak-bahak didalam rangkulan pacarnya masih-masing yang kini malah tersenyum melihat tawa mereka.
Terus tertawa ya, mbul.
~Tbc~
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood is Love (TAMAT)
أدب المراهقينMasa lalu yang terburuk bukanlah apa yang kita lakukan dulu, tapi masa lalu yang terburuk adalah kehilangan orang yang sangat kita... Cintai \~>\~>\ "Kamu nggak bakal ninggalin aku, kan?" "Nggak akan, aku janji nggak bakal ninggalin kamu" "Janji?" "...