09

22 10 0
                                    

Adelard membuka matanya perlahan, pria itu kini beranjak dari ranjang empuk miliknya untuk menuju ke kamar mandi yang ada dikamarnya dengan gontai. Kepala Adelard sangat pening sekarang, efek dari kejadian kemarin mungkin? Mengingat mimpi kemarinlah yang sangat jelas diingatannya.

Darah kedua orang tuanya bertumpah ruah diatas lantai. Darah segar itu terus saja mengalir dari tubuh kedua orang tua Adelard saat itu, membuatnya teringat dan traumanya akan darah semakin tinggi.

Adelard menggelengkan kepalanya pelan berusaha menepis semua kejadian kelam beberapa puluh tahun yang lalu, pria itu kemudian memasuki kamar mandinya dan bersiap-siap untuk ke sekolah.

.
.
.

Adelard sudah selesai dengan penampilannya, sekarang waktunya untuk dirinya menuju keruang makan dan menyantap sarapan yang dibuat oleh Bi Lastri untuk dirinya.

Cowok dengan gaya rambut seperti boyband Korea itu, menuruni tangga rumahnya. Wajahnya kini nampak sangat segar daripada kemarin saat dia berada disekolah, pening yang melandanya pun sekarang sudah menghilang dengan perlahan.

"Pagi, bi" sapa Adelard pada sang bibi yang sedang sibuk menata makanan diatas meja makan.

Bi Lastri menoleh ke arah Adelard lalu tersenyum, senyum yang membuat Adelard merasakan senyum dari seorang ibu. "Pagi den, ayo sarapan dulu, bibi udah masakin nasi goreng sepesial buat aden" ucap Bi Lastri antusias menyambut kedatangan Adelard di ruang makan.

"Wahh.." mata Adelard berbinar saat melihat nasi goreng miliknya nampak sangat komplit didalamnya. Terdapat sosis, bakso, telur mata sapi kesukaannya, dan daging ham yang dicampur didalamnya. Sungguh, sangat nikmat sarapan kali ini.

Adelard lalu memposisikan duduknya dengan nyaman dan tanpa berlama-lama dirinya langsung menyambar nasi goreng miliknya itu. Baru dua suapan dia memakan nasi gorengnya, Adelard teringat Gemma yang juga suka dengan nasi goreng.

Sekelibat ide muncul dibenaknya untuk membawakan Gemma nasi goreng buatan pembantunya itu. Bukan apa-apa Adelard seperti ini, dia hanya ingin berterimakasih saja pada Gemma karena sudah mau membawanya sampai rumah.

"Bi, nasi gorengnya masih ada nggak?" tanya Adelard pada sang bibi.

Bi Lastri lalu menganggukkan kepalanya pelan. "Masih ada den, mau bibi masukin bekal?" Adelard lantas mengangguk antusias. Memang bibinya ini sangat tahu apa yang dia inginkan.

∞~∞

"Beneran lo, Ma?!" ucap Gea kaget.

Sekarang ketiga perempuan most wanted sekolah itu tengah berada dikelas yang sudah sedikit ramai. Ketiganya sekarang duduk melingkar dibawah yang hanya beralaskan lantai kelas yang dingin, mereka bertiga kini tengah mendengarkan cerita Gemma yang tiba-tiba mengajak David berpacaran.

Yah.. sekalian mereka gibahin orang.

"Iya, lucu banget anjir wajahnya" ucap Gemma tertawa terbahak sambil membayangkan pipi David yang berubah menjadi merah bak tomat, serta mata sipitnya yang melebar terkejut. Membuat Gemma ingin tertawa sendiri jika membayangkannya.

"Terus gimana? Dia terima nggak?" tawa Gemma terhenti dan digantikan dengan wajah yang murung, ketika pertanyaan itu muncul dari mulut Nia.

"Kagak, gue ditolak" ucap Gemma tertunduk lesu. Setelah mengajak David berpacaran Gemma langsung ditolak oleh David dengan cara yang halus,

David mengatakan..

Aku masih pingin sekolah dulu kak, aku juga belum pernah pacaran, jadi aku nggak pingin nanti kalo pacaran bukannya romantis malah jadinya norak.

Blood is Love (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang