12

21 9 0
                                    

Malam yang indah, bintang-bintang bertaburan diseluruh langit malam yang cerah, cahaya dari sang rembulan yang sempurna menambah indahnya langit malam.

Gemma kini masih saja berada dirumah Adelard. Masih sama kedua remaja itu berada dikamar, bertukar cerita satu sama lain. Keduanya nampak rukun tak ada dari siapapun yang memulai pertengkaran. Gemma mendengarkan cerita dari masa kecil Adelard bersama dengan kedua orang tuanya dulu, hanya kejadian yang menyenangkan saja yang diceritakan oleh pria itu. Mereka berdua tertawa saat Adelard menceritakan dirinya yang tercebur kedalam lumpur saat sedang menangkap belut disana, kedua orang tua Adelard langsung panik dan langsung membopong tubuh mungil Adelard saat itu juga.

"Kok lo tolol, sih" cibir Gemma sambil terbahak begitu pula dengan Adelard, pria itu juga sama halnya dengan Gemma yang terbahak karena kebodohannya saat itu.

"Itu kan gue masih kecil. Jadi ya nggak tau" jelas Adelard sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Gemma terkekeh pelan. "Iya gue tau, tapi lo.. pftt hahahaha... lumpur lo main terobos, bukannya lari. Malah lo nyungsep goblok" cibir Gemma sambil tertawa.

Adelard tersenyum tipis. Gemma sangat cantik bila sedang tertawa. Mata sipit gadis itu yang menghilang karena tawa yang terukir jelas dibibir mungil merah yang manis itu dengan bahagia.

Gemma lalu menghentikan tawanya, gadis itu lalu melihat kearah jam tangan yang melingkar dipergelangan tangannya. "Udah malem, gue pulang, ya?" ucap Gemma seraya memasukan ponsel miliknya yang tadi ia letakan diatas nakas kedalam tas selempang warna hitamnya.

Saat ingin melangkah pergi, lengan gadis itu lebih dulu ditahan oleh Adelard. Ia menoleh sambil mengerutkan dahinya bingung. "Kenapa?" tanyanya.

"Temenin gue aja disini, gue takut" lirih Adelard pada Gemma.

Gemma menaikan satu alisnya tidak mengerti. "Hah?!"

"Tap--"

Srett~

"L-lino?" ucap Gemma terbata saat Adelard tiba-tiba menariknya, akibatnya Gemma terjatuh diatas kasur empuk milik cowok itu. Tanpa pikir panjang Adelard langsung mendekap tubuh mungilnya.

"Jangan berontak" pinta Adelard, cowok itu semakin mengeratkan pelukannya pada Gemma dan memejamkan matanya sambil menghirup aroma vanilla dari surai panjang milik Gemma.

Gemma hanya diam, tak tahu harus apa karena nada bicara Adelard yang terdengar memelas kepadanya. Mau tak mau akhirnya Gemma menurutinya, gadis itu sama halnya dengan Adelard yang juga menghirup aroma parfum maskulin dari pakaian yang dikenakan cowok yang mendekap tubuhnya itu. Baunya sangat nyaman bagi Gemma, dan dia suka akan hal itu.

Lama-kelamaan mata Gemma menutup juga, gadis itu sepertinya sudah terbius dengan aroma parfum milik Adelard.

"Makasih" lirih Adelard, terdengar seperti sedang berbisik. Mata cowok itu masih tertutup dengan rapatnya, menikmati aroma surai gadis yang berada didekapannya itu.

Gemma membuka matanya, dia lalu mendongakkan kepalanya dan matanya langsung menemukan manik teduh dari Adelard. "Buat?" bingung Gemma. Wajah keduanya kini sangat dekat, membuat jantung Gemma menggila saat itu juga.

"Makasih buat nemenin gue disini" ucap Adelard dengan senyum tulusnya.

Gemma membalas senyuman itu. "Sama-sama, di dunia ini lo nggak sendirian, jadi gue mohon lo jangan kayak gini lagi ya?"

Adelard menganggukkan kepalanya pelan. "Hmm.. gue nggak bakal kayak gini lagi" ucap Adelard rendah lalu mengeratkan pelukannya pada Gemma kembali.

Gemma sepertinya sudah terbawa suasana. Entah setan apa yang masuk kedalam diri Gemma, kini tangan putih miliknya sudah melingkar indah dipinggang Adelard. Keduanya lalu pergi ke alam mimpi masing-masing.

Blood is Love (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang