Selamat membaca!~
~°•°•°•°•°•°~
Acasha tak pernah berpikir pertemuan pertamanya dengan lelaki dengan tampang urakan akan membawanya kedalam rasa penasaran yang mendalam tentang lelaki itu.
Pertemuan pertaman tak sengaja kemarin membuatnya uring-uringan, bagaimana tidak? Saat pulang sekolah bersama Ale kemarin sore matanya tak sengaja menatap seorang lelaki dari arah berlawanan tengah mengendarai motornya dan tanpa helm. Bisa dilihat lelaki itu sangat tampan apalagi disekitar wajahnya terlihat ada beberapa memar, berkali-kali lipat bertambah tampan.
Dan semalam, Acasha kembali bertemu dengannya disaat dirinya jalan untuk pulang setelah membantu ibunya ditoko grosir.
Lelaki itu! Masih menggunakan seragam sekolah, Acasha membantu lelaki itu untuk mengobati wajahnya.
Sebelumnya lelaki itu sempat menolak, namun karena paksaan dari Acasha akhirnya lelaki itu menurut.Brilian
Nama lelaki itu yang selalu teriang-ngiang dikepalanya. Bahkan Acasha tak bisa tidur semalaman karena masih mengingat bagaimana Brilian tersenyum tipis padanya saat setelah dirinya selesai mengobati luka pada wajah Brilian.
"ACA! TURUN SEKARANG SARAPAN!" Teriakan itu membuyarkan lamunan Acasha didepan cermin.
Dengan tergesa-gesa Acasha berjalan menuruni tangga guna menghampiri Ibu dan Kakak laki-laki nya yang sudah ada dimeja makan.
Tinggal hanya bertiga dirumah berlantai dua yang bisa dibilang besar itu sangat melelahkan. Ibu dan Ayah Acasha sudah lama berpisah jadi mau tak mau Ibunya dan kakaknya lah yang bekerja banting tulang.
Bisa dibilang hidup Acasha itu makmur dimana Ibunya mempunyai banyak cabang toko grosir bahan pokok dan kakaknya yang bekerja disalah satu bank swata.
"Nih makan dulu, dijemput temen kamu apa gimana?" Tanya Ibu Acasha saat dirinya sudah duduk dimeja makan.
"Dijemput Ale Mak,"
"Yaudah cepet makan, nanti temen mu nungguin." Acasha hanya mengangguk dan mulai makan nasi goreng yang dibuat oleh Ibunya.
Sungguh Acasha tidak fokus pada sarapannya saat ini, dirinya masih saja kepikiran tentang Brilian.
"Makan yang bener jangan bengong aja," Ujar Kakak Acasha sedangkan Acasha hanya berdehem.
"Bentar lagi kamu ujian, mau lanjut kuliah dimana?" Tanya Kakak Acasha.
"Gak tau," Memang dirinya belum memikirkan soal kuliah, mungkin nanti dirinya akan bertanya kepada teman-temannya.
"Belajar yang bener biar bisa masuk Universitas yang bagus, apapun keputusan kamu Emak sama A'a bakal setuju kalo itu emang baik buat kamu." Inilah yang sangat disukai Acasha akan sikap dari Ibunya.
Mungkin Acasha tidak bisa merasakan kasih sayang sosok Ayahnya seperti yang dirasakan teman-temannya. Tapi hanya dengan perhatian singkat yang diberikan oleh Ibu dan Kakaknya bisa membuatnya bahagia.
Ibu dan Kakaknya tak pernah mengekang Acasha dalam melalukan sesuatu asalkan itu bersifat positif.
"ACA!!" Teriak Ale dari luar rumah Acasha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anonymous Girl's | ✔️
Teen Fiction[Completed] Menceritakan kisah ketujuh gadis remaja yang menikmati masa-masa SMA ditambah bumbu-bumbu kisah cinta sebagai pelengkap. Dan dengan sikap yang tidak mencerminkan seorang manusia. "HELLO FUTURE!! ASEK MARI DIGOYANG SAUDARA-SAUDARA!" Teria...