11. Proses pendekatan Dania & Aldi

60 53 10
                                    

Selamat membaca!~

~°•°•°•°•°•°~

Kegiatan lomba tingkat nasional yang diadakan setahun sekali ini berjalan selama kurang lebih 3 hari dan hari ini adalah hari terakhir lomba, dan hari ini juga akan ditentukan siapa pemenangnya.

Pagi ku yang suram
Matahari tak bersinar,
ku gendong tas hitamku dipundak lutut kaki lutut kaki

Selamat pagi my friendly
Ku nantikan contekanmu
Didepan kelasku
Menantikan dia..

Oh Mas Crush ku tersayang
Mas Crush tercinta
Tanpa mu bagaikan makan sayur tanpa garam...

Murid lain yang mendengar lagu yang dinyanyikan Ale pun meringis, dengan langkah riang Ale berjalan dikoridor yang sudah ramai baik itu murid SMA Bhakti maupun SMA lain.

Entah kerasukan setan apa hari ini, namun penampilan Ale bisa dibilang sangat imut. Hal itu dikarena dirinya mengikat rambutnya menjadi dua dengan aksesoris bunga mawar sebagai pelengkap.

"Pagi Beb," Sapa Bumi tepat disebelah Ale.

"Pagi juga." Bumi sontak terkejut mendengar sapaan riang dari sepupunya yang dari dulu sudah menjadi rival walaupun tak jarang akur.

"Beb lo gak lagi sakit kan?" Tanya Bumi penasaran.

"Enggak, emang kenapa?" Tanya Ale polos.

"Gue gak percaya, lo kenapa?" Tanya Bumi.

"Gue gak pa-pa, nape sih?" Kesal juga pagi hari yang agak mendung ini harus bertemu dengan Bumi.

"Gue perhatiin dari tadi lo senyum-senyum sendiri, lo gila ya?" Tanya Bumi frontal.

"Sembarangan lo! Gue cuma lagi seneng aja, udah ah bay." Setelah mengatakan itu Ale pergi meninggalkan Bumi.

"Apa kabar bro, udah lama kita gak kumpul. Kapan lo balik dari korea?" Tiba-tiba dari arah belakang ada Mahen yang datang lalu menepuk bahu Bumi.

"Baek gue lo gimana ama yang laen?Iya nih sibuk gue, belum lama sih." Alasan! Itu hanya alasan saudara-saudara.

"Baik juga gue ama yang laen, sibuk ngapain lo? Btw lo tadi ngomong ama siapa dah?" Tanya Mahen, sedangkan yang lain tertinggal dibelakang.

"Sibuk jadi beban, itu tadi sepupu gue." Ujar Bumi.

"Eh buset Wahyu makin tinggi aje lu, Naren sampe kalah." Ujar Bumi sedikit meledek Naren saat melihat teman-temannya yang lain sudah ada dihadapannya.

"NGOMONG APA LO BARUSAN HAH?" Tanya Naren ngegas mencoba memiting leher Bumi.

"Santai woi! Gak berubah lo, galaknya tetep sama." Ucap Bumi.

"Anjay Chen, makin putih aje lo." Ujar Bumi merangkul bahu Chen.

"Ck lo pada glow up semua gini."

"Ya iyalah, emang lo item, dekil idup lagi." Ledek Naren.

"Anjir lo!"

Anonymous Girl's | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang