Selamat membaca!~
~°•°•°•°•°•°~
Dan saat ini Ale dan teman-temannya berserta Dayat dan Jefri tengah memunguti mangga yang berjatuhan akibat ulah Tio diatas sana.
Setelah makan siang tadi mereka sholat dzuhur berjama'ah dimasjid terdekat dan selepas pulang sholat mereka pergi ke halaman belakang lagi untuk membantu Jefri dan kedua temannya memanen mangga.
Sedangkan Ambu tengah membereskan bekas makan siang mereka dan untuk Abah ia kembali pergi ke kebun yang tak jauh dari rumah.
"Suara apaan sih itu?" Tanya Adena tak kala dirinya mendengar suara gemuruh.
"Helikopter." Sahut Ale.
"Helilopter~
Helikopter..." Itu adalah suara Akara, membuat temannya yang memiliki selera humor receh tertawa ngakak. Sedangkan Jefri dan Dayat yang menyaksikan itu hanya memandang bocah-bocah itu heran."Uhh lelahnya," Tangan Ale digunakan untuk mengibas-ngibaskan wajahnya yang berkeringat karena panas-panasan.
"Lo baru mungut lima mangga gak usah alay," Sungut Acasha.
"Apa sih? Gak seneng bener kayaknya," Ujar Ale menatap Acasha sengit.
"Emang enggak." Perdebatan seperti ini bukanlah hal yang baru bagi Akara dan lainnya. Mereka hanya mampu menghela napas berat.
"Dih," Ale berdecih lalu menjauh dari Acasha, ia malas berdebat sekarang.
Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 03:00 sore hari, dari arah dapur Ambu berjalan mendekat kearah Ale yang tengah memungut mangga tepat disamping Akara.
"Ale..." Panggil Ambu.
"Iya Ambu?"
"Didepan teh ada orang pakai jas rapih, bilang nyari kamu katanya dia bawahan Papa kamu." Ale yang mendengar itu sontak beranjak berdiri diikuti Ambu.
"Paman Sam?" Merasa namanya dipanggil orang itu menoleh tak lama memberikan hormat kepada Ale.
"Selamat sore Nona muda, saya disini diperintahkan Tuan untuk membawakan barang-barang ini." Paman Sam adalah tangan kanan Papa Ale yang sangat dipercayai oleh keluarga Nasotion Siregar termasuk Ale.
Beberapa kotak berukuran besar dimasukan kedalam rumah Ambu, Ale sudah tau isi dari kotak itu tak lain adalah kebutuhan dirinya serta temannya untuk beberapa hari kedepan.
Setiap kotak memiliki nama masing-masing, seperti kotak pertama bertuliskan nama Aeleasha dilanjut kotak kedua tertera nama Akara dan kotak kedelapan tertera nama Aruna. Dua kotak lagi masuk Ale sudah menduga itu untuk Abah dan Ambu.
"Paman Sam kesini naik apa?" Tanya Ale.
"Helikopter nona, tak jauh dari sini ada padang rumput yang cukup luas untuk mendaratkan helikopter." Ambu yang mendengar itu melongo tak percaya, sekaya apakah Ale.
"Itu teh apa?" Tanya Ambu kepada Ale.
"Nanti kita buka bareng-bareng biar gak penasaran Ambu," Ambu hanya mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anonymous Girl's | ✔️
Teen Fiction[Completed] Menceritakan kisah ketujuh gadis remaja yang menikmati masa-masa SMA ditambah bumbu-bumbu kisah cinta sebagai pelengkap. Dan dengan sikap yang tidak mencerminkan seorang manusia. "HELLO FUTURE!! ASEK MARI DIGOYANG SAUDARA-SAUDARA!" Teria...