08. Guru gak asiq

71 64 14
                                    

Selamat membaca!~

~°•°•°•°•°•°~

Dan disini lah ketujuh remaja saat ini, halaman belakang sekolah. "Ck, panas ngeselin banget sih tuh guru." Gerutu Ale.

Ya, saat ini mereka sedang menjalani hukuman karena tidak membawa tugas. Mereka disuruh membersihkan halaman belakang sekolah yang sangat jarang dikunjungi, tidak terlalu kotor memang tapi tetap saja melelahkan.

Bu Dian langsung memberikan hukuman bagi mereka tanpa pikir panjang setelah mengenalkan murid baru yang diketahui namanya adalah Dania Delicia Anthony sangat indah bukan namanya.

"Lagian lo gimana bisa lupa sih njir?" Tanya Arshavina. Ditengah-tengah kegiatan menyapunya.

"Semalem perasaan udah gue taro disamping tas sekolah anjir, tapi gak kebawa." Ujar Akara yang tengah sibuk mencabuti rumput-rumput bersama Ale, Ayleen dan Adrienne.

"Aih, yaudah lah. Btw lo pada merhatiin anak baru tadi gak sih?" Ale mode julid on.

"Si Dania? Emang kenapa sama dia?" Tanya Arshavina.

"Nah iya itu, dari pas masuk kelas gue perhatiin dia ngelirik Aldi mulu tau." Ujar Ale.

"Wah jangan bilang tuh anak demen ama Si Aldi," Tebak Adena.

"Gak tau juga sih, tapi kalo iya Alhamdulillah." Ujar Acasha sembari menyiram tanaman sekitar.

"Alhamdulillah kenapa?" Tanya Akara agak lemot.

"Ya Alhamdulillah, soalnya Aldi kemungkinan bisa normal lagi lah." Tutur Adena.

"Tapi gue lebih suka Aldi ama Alip," Ujar Arshavina.

"Gak bener otak lo Pin." Ucap Ale.

"HEI KALIAN KENAPA MALAH NGOBROL HAH? MAU JADI APA KALIAN INI SUDAH MAU LULUS TAPI KELAKUAN MALAH MAKIN MENJADI!" Geram Bu Dian entah datang dari mana.

"Kita ngobrol juga sambil kerja kali," Kesal Acasha.

"MEMBANTAH SAJA KALIAN INI KALO DIOMONGIN! PUSING SAYA PUNYA MURID KAYAK KALIAN! DAN KAMU AYLEEN! KAMU INI KETUA OSIS TAPI KENAPA KELAKUAN KAMU KAYAK GINI?" Bu Dian memijat pelipisnya.

"Emangnya kenapa kalo saya gini Bu? Merugikan Ibu kah kelakuan saya dan teman-teman selama ini?" Tanya Ayleen.

"Saya juga pusing punya guru kayak situ, suka ngasih tugas gak ngebrain demen ngehukum lagi." Ujar Akara.

"BERANI KALIAN MELAWAN SAYA?!" Bentak Bu Dian.

"Kenapa pula saya harus takut sama situ? inget ya Bu, Emak saya dirumah aja gak pernah bentak saya kok Ibu yang bukan siapa-siapa berani bentak saya?" Tanya Akara menantang. Sedangkan yang lain menyimak sambil memakan jajanan yang dibeli dikantin tadi dengan duduk dibawah pohon bringin tua dengan alas tikar yang sudah ada disitu tanpa rasa takut.

Dan skatmat, guru itu hanya diam dan mencoba menahan emosinya.

"KALIAN! YANG DIBELAKANG, NGAPAIN KALIAN MALAH MAKAN HAH? LAMA-LAMA SAYA KELUAR AJA LAH KALO KALIAN MASIH GINI KELAKUANNYA." Ujar Bu Dian pasrah.

"Ya sok atuh keluar, ngapain kudu laporan ke kita yakan pren?" Ucap Ale yang disetujui oleh teman-temannya.

"Saya sudah lelah menghadapi sikap kalian, saya angkat tangan." Setelah mengatakan hal tersebut Bu Dian pergi meninggalkan ketujuh remaja yang menatap kepergiannya dengan cengo.

Anonymous Girl's | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang