18. Adena & Wahyu

41 40 8
                                    

Selamat membaca!~

~°•°•°•°•°•°~

Pagi hari disuatu rumah yang tidak bertingkat memang namun sangat luas terdapat seorang gadis remaja tengah sibuk dengan seragamnya yang agaknya sedikit kusut.

"Gini aja gak sih," Tanyanya pada diri sendiri.

"WOI UDAH DITUNGGUIN TEMEN LO NOH." Teriak seseorang dari pintu luar.

"Bilang suruh duduk aja dulu, gue bentar lagi selesai."

"Dih ogah, siapa lo nyuruh-nyuruh gue?" Setelah mengatakan itu seorang perawakan yang menuju dewasa itu langsung melengos pergi meninggalkan kamar sang adik.

"Punya Abang gitu amat sih," Gerutunya lalu keluar kamar untuk menghampiri temannya.

"Ck, lama lo Den."

"Sabar napa sih Nar, masih pagi juga gak akan telat." Sungut Adena.

"Pagi mata lo! Ini udah hampir jam tujuh."

"KOK GAK BILANG! Yaudah ayok lah." Adena segera menaiki motor Akara.

"BANG GUE BERANGKAT DULU," Pamit Adena kepada Kakaknya.

Motor matic itu melaju meninggalkan pekarangan rumah milih Adena, walaupun Adena dan yang lain kecuali Ale memiliki rumah yang sangat berdekatan namun mereka jarang sekali berangkat bersama-sama.

Ditengah-tengah perjalanan Adena memikirkan pertemuan pertamanya dengan Wahyu yang sangat tidak terduga, dan kembali dipertemukan minggu lalu tepat saat dirinya dan yang lain bermain dilapangan kompleks rumah Ale.

Bahkan Adena dan Wahyu sudah bertukar nomor, mereka setiap hari saling bertukar pesan walaupun tak penting. Tapi, bagi Adena bisa bertukar pesan pada Wahyu itu adalah suatu kebahagiaan tersendiri.

Adena tidak akan memberi tahu kepada Kakaknya bahwa dirinya sedang menyukai seorang pria, cukup waktu itu dia menceritakan lawan jenis kepada Kakaknya berakhir diocehi baik oleh Orang tuanya maupun Kakaknya.

Dirumah Adena adalah anak terakhir, memiliki satu Kakak laki-laki yang tingkat usilnya mungkin sudah sampai DNA. Untuk Ibu dan Ayahnya, saat ini mereka berdua sedang pergi ke Jawa Tengah untuk merawat neneknya yang sedang sakit, jadilah ai tinggal berdua saja dengan Kakaknya.

"Bengong mulu, mikirin utang lo?" Celetuk Akara disela-sela perjalanan.

"Eh- enggak, sok tau lo."

"Gimana hubungan lo sama Wahyu?" Tanya Akara.

"Ya gitu, gue gak nyangka bisa kenal sama dia. Terus hubungan lo sama Jeno gimana?" Tanya Adena balik.

"Sekarang agak jarang chat-an gue sama dia, Jeno lagi sibuk untuk lomba Matematika dibogor."

"Derita punya crush anak ngambis ya," Akara hanya mengangguk.

Tak lama motor itu berhenti tepat diparkiran, ternyata mereka adalah orang terakhir setelah teman-temannya.

"WOI TUNGGUIN!" Teriak Ale dari kejauhan saat Adena dan Akara sedang berjalan dikoridor.

Anonymous Girl's | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang