27. Lah kok iso?!

34 27 47
                                    

Selamat membaca!~

~°•°•°•°•°•°~

Kini kedelapan remaja perempuan itu sudah mulai memasuki kawasan hutan, tak lupa dengan senter ditangan mereka masing-masing. Dikelompok 1 Ale dan Akara sibuk mencari jalan untuk ke pos 1 sedangkan yang lain hanya membuntuti dari belakang.

"Ini kita lewat kiri apa kanan?" Tanya Akara kepada Ale yang masih sibuk membaca peta.

"Sabar dulu, lo liat gak sih Nar peta ini gak sesuai sama jalan." Akara yang penasaran pun ikut melihat peta tersebut.

"Lah kok iya,"

"Jadi sekarang kita kayak mana? Yang lain pasti udah jauh." Ucap Adena yang agak takut.

"Jangan panik, kita cari jalan keluarnya oke?" Sedangkan mereka hanya mengangguk mendengar perkataan Ale.

"Ini kita kan ada 2 kelompok, sesuai sama yang tadi Aca, Pipin, Nur sama Ayleen ke kiri. Gue sama yang lain ke kanan setuju?" Mau tak mau mereka menyetujui itu.

"Kalo ditengah jalan kalian liat sesuatu semacam setan, kalian baca doa aja. Dan kalo itu hewan kalian lari tapi gue mohon jangan ada yang kepisah..." Itu adalah suara Akara.

Mereka semua berdoa sebelum memulai perjalanan dengan kelompok 1 yang dipimpin oleh Akara dan Ale berjaga dibelakang. Sedangkan kelompok 2 dipimpin oleh Arshavina dan yang menjaga dipaling belakang Ayleen.

Tanpa mereka sadari jalan yang mereka lewati bukannya membawa mereka ke tempat seharusnya malah menuju ke dalam hutan yang sangat gelap.

"Yang ngasih petanya tadi siapa?" Tanya Arshavina.

"Anak IPS VI..." Lirih Ayleen. Kedua mata Arshavina sontak membola dirinya segera memberhentikan jalan.

"Ada satu fakta yang belum kita tau," Ucap Arshavina menatap semua temannya.

"Apa?" Tanya Acasha mewakili.

"Hubungan IPS VI sama IPS II itu gak pernah akur, dan kejadian itu udah dari 10 tahun yang lalu. IPS VI berusaha untuk buat kita pecah dan kena masalah, alasan dibalik gak akurnya belum bisa diketahui. Bu Ginting sering ingetin kita kan untuk gak deket-deket sama anak IPS VI, dan tadi siapa yang ngambil peta itu?" Ucap Arshavina.

"Yuyun," Ujar Aruna.

"Kita harus susulin mereka," Segera mereka berbalik arah namun sebelum beranjak meninggalkan tempat itu mereka dikejutkan dengan sosok hewan buas yang tengah berjalan kearah mereka.

"Shit! Buang salah satu barang yang lo pake Ca, yang mudah dikenali sebagai petunjuk jika ada yang mencari kita, ditempat lo berdiri sekarang." Acasha segera memlepaskan jam tangan kesayangannya dan langsung menjatuhkannya ketanah.

"Dalam hitungan ke tiga kita lari," Intruksi Arshavina.

"Satu..."

"Dua..."

"Tiga... lari!"

Mereka berempat berlari mengikuti Arshavina. "AYLEEN HEWAN ITU NGEJER GAK?" Tanya Arshavina.

Anonymous Girl's | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang