35. Pa, Ma.. Ale gak kuat

31 20 13
                                    

Selamat membaca!~

~°•°•°•°•°•°~

Tak terasa pagi sudah berganti senja, lebih dari 10 mobil terparkir dibahu jalan. Bertotal 8 keluarga menjemput anak mereka masing-masing, dengan 2 mobil bodyguard.

"Pamitan dulu sama Abah dan Ambu sana." Suruh Burneo kepada sang anak. Semua teman-teman Ale sudah berpamitan kepada Ambu dan Abah beserta Jefri dan temannya sisa Ale lah yang belum.

Ale memeluk erat Ambu," Makasih Ambu udah mau nerima Ale disini, Ale pulang dulu ya. Ambu sama Abah sehat-sehat terus disini, kapan-kapan Ale kesini lagi deh." Ale mengusap air mata Ambu yang jatuh tanpa permisi.

Ale beralih ke Abah dan memeluknya juga, "Abah makasih udah nerima Ale disini, Abah yang sehat-sehat ya sama Ambu." Ale kembali memeluk Abah.

"Mas Tio!" Seru Ale lalu menerjang lelaki itu dengan pelukan erat dan dibalas tak kalah erat.

"Jangan bandel disana, jaga kesehatan jangan kecapean. Nanti waktu kamu lulus Mas Tio sama yang lain bakal ke Jakarta untuk ngerayain kelulusan kamu sama temen-temen kamu. Belajar yang bener oke?" Ale hanya mengangguk dan kembali memeluk Tio.

Kini ia beralih menatap Yudha, dan langsung memeluknya. "Bentar bener lo liburan disini, bakal sepi dah nih pasti." Yudha sebenarnya keberatan saat Ale dan teman-temannya memutuskan untuk pulang tapi bagaimana lagi.

"Sehat-sehat lo ya, jangan sering buat ulah. Udah mau lulus juga." Yudha menyentil dahi Ale lalu memeluk kembali anak itu.

Kini tatapan Ale sepenuhnya kearah Dayat, Dayat merengkan tangannya dan Ale langsung menumbur tubuh Dayat dengan pelukan.

"Jangan sakit lagi, obatnya jangan lupa diminum. Nanti kalo udah sampe rumah kabarin ya." Ale tak mampu menahan tangisnya, walaupun sebenarnya sudah sedari tadi ia menangis.

Tatapan terakhir tertuju pada Jefri, dengan senyum manis Jefri merentangkan tangannya dan memeluk tubuh Ale.

"Denger jangan sakit lagi, saya gak suka liatnya. Nurut kalo orang tua bilangin, udah jangan nangis." Justru tangisan Ale semakin pecah.

Para orang tua yang menyaksikan itupun ikut menangis, "Kak, ayok." Panggil Burneo.

Dengan berat hati Ale melepaskan pelukannya dari Jefri dan menatap satu persatu dari mereka, air matanya kembali keluar dengan segera Jefri menghapus air mata itu.

"Jangan nangis." Jefri menggeleng pertanda tidak dibolehkannya Ale untuk menangis lagi.

"Papa..." Panggil Ale sontak Burneo langsung menghampiri anaknya dan memeluk sang putri.

"Abah, Ambu dan lainnya saya pamit dulu. Terima kasih sudah merawat anak saya selama beberapa hari ini."

"Gak masalah, Abah malah seneng mereka disini." Burneo hanya tersenyum tipis.

"Kalau begitu kami pamit dahulu." Ambu dan Abah mengangguk, Ale dan Papanya memasuki mobil.

Tinggalah Colleen yang menatap Ambu lalu memeluk wanita paru baya itu.

"Terima kasih, saya sangat berterima kasih kepada kalian semua. Maaf bila anak saya merepotkan kalian." Ujar Colleen menatap satu persatu dari mereka.

Anonymous Girl's | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang