Selamat membaca!~
~°•°•°•°•°•°~
Seperti rencana mereka waktu dikantin tadi, saat ini Ale dan lainnya sudah sampai dirumah nenek Akara.
"Akhirnya sampe juga bah, gak sabar kali aku." Ujar Ale dengan membawa lilin ditangan kirinya.
"Iya nih, kita langsung otw kekampung itu apa istirahat dulu sebentar?" Tanya Ayleen.
"Langsung aja yok, takut nanti kita pulang kemaleman." Mereka semua akhirnya berpamitan kepada nenek Akara dengan alasan pergi kerumah teman Akara.
Mereka berjalan pelan namun pasti, sudah diceritakan kampung itu sangat dekat bahkan saat ini mereka sudah sampai didepan gapura yang bertuliskan "Selamat Datang Dikampung Rawa-Rawa"
"Enggak semenakutkan yang gue bayangin." Guman Adena yang masih bisa didengar oleh mereka berenam. Hal itu benar adanya karena kampung tanpa penghuni itu terang benderang walaupun tetap sepi.
"Ho'oh, padahal gua udah berangan-angan kalo kampung ini gelep gitu kan auranya suram kayak idupnya Aca." Celetuk Arshavina.
"Iya'in orang cantik emang selalu ternistakan." Mereka yang mendengar itu sontak ingin muntah, memang ya memiliki teman yang tingkat kepercayaan dirinya tinggi itu tidak baik.
"Yang mana dah rumahnya?" Tanya Adena.
"Nah itu disamping lo," Setelah mengatakan hal tersebut Akara dengan mendahului temannya sampai didepan rumah yang saat ini dikelilingi oleh garis polisi.
"Sebelum masuk, kita baca doa dulu biar berkah." Ucap Ale. Mereka pun akhirnya membaca doa dalam hati.
Pintu terbuka, mereka dengan perlahan masuk kedalam rumah tersebut. Sangat kotor dan tercium aroma tak sedap mungkin bangkai tikus. Jangan lupakan juga rumah itu sangat gelap.
"Dimana nih jadinya kita? Disini aja apa?" Tanya Arshavina menatap sekililing mencari sesuatu untuk alas duduk.
"Guys plis, ini beneran kita mau ngepet?" Tanya Adena, sungguh dirinya berpikir mereka hanya bercanda tapi lihatlah Ale yang sedang berusaha menyalakan lilin Akara yang menaruh boneka babi milik Arshavina dilantai dan Arshavina yang masih sibuk mencari alas untuk duduk.
"Lah iyalah, ngapain lagi emangnya?" Tanya Akara dengan santai tanpa rasa takut akan diganggu oleh mahkluk halus.
Wusss...
Tiba-tiba mereka merasa ada angin yang baru saja berlalu membuat lilin yang baru saja menyala mati kembali.
Ale berdecak kesal, "Woilah setan emang." Dengan sabar Ale menghidupkan kembali lilinnya.
"Tak sia-sia pren, gue nemu tiker disono." Ucap Arshavina yang tiba-tiba datang bersama Adrienne dengan membawa dua gulung tikar rotan dan segera menggelarnya.
Dan saat ini mereka duduk ditikar yang ditemukan Arshavina dengan mengelilingi boneka babi dan lilin yang saat ini sudah menyala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anonymous Girl's | ✔️
Teen Fiction[Completed] Menceritakan kisah ketujuh gadis remaja yang menikmati masa-masa SMA ditambah bumbu-bumbu kisah cinta sebagai pelengkap. Dan dengan sikap yang tidak mencerminkan seorang manusia. "HELLO FUTURE!! ASEK MARI DIGOYANG SAUDARA-SAUDARA!" Teria...