Selamat membaca!~
~°•°•°•°•°•°~
Dan disinilah mereka saat ini, ladang ubi cilembu milik Mas Tio. "Kok ubinya warna ungu sih," Kesal Ale melihat ubi yang dicabutnya berwarna ungu.
"Terus mau lo ubi nya berwarna kayak bendera keluarga jerman?" Tanya Akara.
"Bukan gitu, setiap gue beli tuh ubinya warna orange kekuningan gitu. Kok ini ungu sih,"
"Ini kulitnya yang ungu setan, dalemnya baru warna yang lu maksud." Ale hanya ber'o' ria dan mengundang tangan Akara untuk menoyor kepala anak itu.
"MAS TIO!" Teriak Ale dari kejauhan sontak Tio pun menoleh.
"Apa?" Tanyanya.
"KARUNGNYA UDAH PENUH!" Dayat dan Jefri yang mendengar teriakan Ale hanya mampu mengusap dadanya.
"Yaudah bawa sini," Suruh Tio.
"Ya gak kuat lah," Sungut Ale.
"Yat, Jep angkat gih karungnya." Dayat dan Jefri beranjak untuk mengangkat karung penuh berisi ubi cilembu itu untuk diangkut kedalam mobil pick-up.
"Pada ngapain lo pada?" Tanya seorang laki-laki dari atas motor dengan penampilan seperti preman.
"Panen ubi, bantuin sini." Sahut Dayat.
"Om Dayat..." Panggil Adena berbisik.
"Kenapa?"
"Itu preman ya? Dia kesini mau nagih duit ya?" Tanya Adena menatap takut-takut kearah lelaki yang duduk diatas motor itu.
Dayat yang mendengar itu sontak tertawa keras, "Napa lo ketawa?" Tanya lelaki itu.
"Gimana gue gak ketawa pas denger nih bocah bilang lo preman, ngakak gue Yud." Ucap Dayat ditengah-tengah tawanya, begitu pula dengan Tio dan Jefri yang ikut tertawa.
"Yee sekate-kate lo bocah, gue bukan preman." Lelaki diketahui bernama Yudha itu turun dari motor dan menghampiri mereka.
"Bantu apa nih gue?" Tanya Yudha dengan tampang songong.
"MAS TIO ITU YANG BARU NGOMONG SURUH PULANG AJA SIH, SONGONG BETUL MUKANYA BIKIN ENEG!" Ucapan Ale mengundang gelak tawa dari Tio dan lainnya, sedangkan Yudha hanya mendengus kesal.
"Gak sopan bener lo sama orang tua," Ujar Yudha yang berdiri tak jauh dari Ale.
"Hampura." Ale membungkukan badannya.
"Ini bocah-bocah siapa sih?" Tanya Yudha heran.
"Nemu disampahan tadi, mayan jadiin babu." Sahut Tio.
"Sembarangan kalo ngomong." Ujar Ayleen.
"Capek." Ucap Ale lalu beranjak pergi untuk istirahat, entah mengapa akhir-akhir ini ia jadi gampang lelah.
"Ngapain lo duduk disamping gue," Sengit Yudha saat melihat Ale duduk disampingnya.
"Masalah? Emang ini tanah punya Bapak lo?" Ucap Ale tak ada takut-takutnya.
"Kalo iya lo mau apa?" Tanya Yudha.
"Ya gak mau apa-apa lah, emang gue kudu apa?" Tanya Ale balik.
"Dasar bocah,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Anonymous Girl's | ✔️
Teen Fiction[Completed] Menceritakan kisah ketujuh gadis remaja yang menikmati masa-masa SMA ditambah bumbu-bumbu kisah cinta sebagai pelengkap. Dan dengan sikap yang tidak mencerminkan seorang manusia. "HELLO FUTURE!! ASEK MARI DIGOYANG SAUDARA-SAUDARA!" Teria...