Bagian 10

200 30 0
                                    

Sekeping Luka di Melbourne
Sekuel Ketika Kau Hadirkan Dia

***

Bab Sepuluh

Bab Sepuluh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Annalise baru pulang dari lokasi syuting pagi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Annalise baru pulang dari lokasi syuting pagi ini. Ia masih terkantuk-kantuk ketika memasuki sebuah outlet pasta yang sudah buka. Annalise masuk ke sana, suasana outlet sepi dan hanya ada beberapa pelanggan yang kini mengisi meja. Annalise menaruh sling bag berwarna cokelat tua dan memanggil pelayan. "Aku ingin lasagna dan flat white," ungkap Annalise seraya memamerkan jajaran gigi putihnya yang tersusun rapi. "Oh iya, aku ingin puding cokelat satu," sambungnya.

Seorang waitress berambut cokelat pekat dalam balutan seragam mengangguk. Lalu menuliskan pesanan dalam notes kecil. "Silakan Nona tunggu sebentar. Kami akan menghidangkan pesanan secepatnya," katanya, sebelum membungkuk kecil dan melangkah pergi.

Ponselnya berbunyi ketika Annalise menguap pelan. Menemukan nama Mrs. Fee. "Hai, Ann. David Christopher Durant mengundangmu untuk datang ke peresmian hotel barunya. Apakah kau bersedia?"

Annalise memutar bola mata dengan jengah. Ia tahu bahwa David Christopher Durant memang beberapa kali berusaha mengajaknya dinner, seperti para lelaki lainnya. Namun, berkali-kali pula Annalise menolaknya. David seorang aktor terkenal, penggemarnya banyak sekali. Bahkan lelaki itu pun memiliki wajah yang tampan. Tidak ada yang salah dengan David sehingga Annalise harus menolaknya. Hanya ... Annalise sudah terlalu terobsesi dengan Gabriel. Pikirannya hanya dipenuhi oleh Gabriel dan Gabriel. Seharusnya Annalise bisa membuka mata untuk melihat dunia dan menyadari bahwa bukan hanya Gabriel lelaki yang ada. Namun, rasanya sulit sekali.

"Mrs. Fee, aku tidak bisa janji," ungkap Annalise dengan nada hati-hati. Ia tidak ingin membuat wanita paruh baya itu tersinggung. "Kau mungkin bisa mewakilkan diriku dalam acara itu?"

Terdengar helaan napas di ujung sana. "Ayolah, Ann. Come on! Aku berharap kau bisa membuka matamu. Lelaki bukan hanya Gabriel. Mengapa kau setia terpaku pada satu orang yang bahkan tidak pernah mau memberikanmu harapan?"

Sekeping Luka di Melbourne (Sekuel Ketika Kau Hadirkan Dia) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang