"Sekeping Luka Di Melbourne"
Sekuel Ketika Kau Hadirkan DiaBab Tiga Puluh Empat
***Gabriel sudah mengabarkan Keenan bahwa ia akan menikah dengan Hara seminggu lagi. Gabriel juga sudah mengosongkan jadwal untuk dua minggu ke depan karena ia sudah memiliki rencana ingin mengajak Hara pergi bulan madu ke suatu tempat. Alex tadi pagi pun sudah menelepon dirinya dan lelaki itu mengatakan akan datang ke Melbourne besok. Sementara Annalise dan David yang sedang menikmati bulan madu mereka pun akan kembali ke Melbourne hanya untuk datang ke pernikahan Gabriel dan Hara nanti.
Sejak tadi pagi Gabriel belum melihat Hara sama sekali, karena ia langsung pergi ke kantor. Lalu setelah makan siang dan rapat selesai Gabriel memutuskan untuk kembali ke rumah karena merasa begitu rindu dengan calon istrinya. Entah mengapa menjelang pernikahan ia menjadi semakin tidak ingin berada jauh dari wanita itu. Sepertinya Gabriel sudah benar-benar dibuat luluh oleh Hara.
Ketika Gabriel akhirnya kembali ke rumah, ternyata Hara sedang asyik di depan laptopnya. Gabriel pun memutuskan untuk menyeduh teh hijau dan meminta sepiring pancake kepada pelayan. Lalu ia datang ke arah Hara dan menaruhnya di atas meja. "Apakah kau sudah makan siang, Nona?" tanya Gabriel seraya duduk di kursi dekat Hara. Ia melonggarkan dasinya dan bahkan menggulung lengan kemejanya. "Apa yang sedang kau kerjakan?"
Hara menatap Gabriel dari balik laptopnya. "Tidak usah banyak tanya, Tuan. Bukankah seharusnya Anda masih di kantor sekarang? Apakah Anda bolos di jam kerja?"
Gabriel terkekeh. "Ayahku baru saja kembali dari New York dan langsung mengambil alih rapat hari ini." Ya, memang sejak Gabriel memutuskan untuk pergi ke Indonesia, Tuan Terrence Stanley, ayahnya pun pergi ke New York untuk urusan pekerjaan. Sementara kakeknya yang seharusnya masih berada di London, Inggris, pulang ke Melbourne untuk bertemu dengan Gabriel. Tetapi ternyata cucunya ini tengah jatuh cinta dan pergi mengejar wanita. Tuan Stanley tua memutuskan untuk menunggu.
Hara ingat pertemuan terakhir Hara dengan Tuan Terrence Stanley waktu itu. Ia mendadak merasakan pipinya bersemu. Memalukan sekali ketika ia pingsan pada acara makan malam bersama keluarga besar Gabriel waktu itu. "Oh, aku agak bingung dengan nama ayah dan kakekmu. Apakah nama mereka memang sama?" tanya Hara dengan begitu polos.
Kali ini Gabriel benar-benar terbahak keras. "Ya, memang banyak yang bingung dengan hal itu. Sebenarnya nama ayahku Terrence Kristoffer Stanley, sementara nama kakek Stanley Kristoffer. Tetapi keduanya memang sering dipanggil Tuan Stanley. Untungnya aku tidak." Ia mengedikkan dagu sambil lalu dan meminta Hara untuk segera meraih cangkir berisi teh hijau.
Hara meraih cangkir tersebut dan mulai mengangguk-angguk. "Sangat menyulitkan sekali, bukan? Aku juga melihat keduanya benar-benar sama persis. Tuan Terrence dan Tuan Stanley seperti dua orang yang sama. Itu membuatku pusing."
"Jangan pikirkan hal itu, Nona. Kau akan tahu apa saja perbedaan antara keduanya saat kita sudah menikah nanti." Gabriel mulai memakan pancake dengan ekspresi santainya. Padahal Hara nyaris tersedak mendengar perkataan lelaki itu.
"Bibi meminta diriku dan kau untuk datang ke butik sore nanti, Gabriel. Katanya kita harus melihat pakaian pengantinnya. Apakah sudah sesuai keinginan atau belum." Hara mengatakan hal itu sambil lalu sebab kini ia sudah kembali mengetik di laptop. Ia harus segera merampungkan cerita yang sedang dibuatnya agar bisa cepat-cepat menjadi sebuah buku. Cerita tentang dirinya dan ... Gabriel tentu saja.
"Apabila kau menyukainya, maka aku juga akan menyukainya, Nona."
"Tidak, Gabriel. Kau tetap harus ikut dengan kami ke butik," potong Hara dengan nada tandas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekeping Luka di Melbourne (Sekuel Ketika Kau Hadirkan Dia)
Lãng mạnKematian suaminya ... hal paling menyakitkan sepanjang hidup Hara Azzahra. Sebab dia telah kehilangan separuh hatinya. Seolah semua harapannya hancur. Sekarang, dia hanya bisa hidup dengan diliputi ketakutan akan harapan. Hingga takdir membawanya p...