Sekeping Luka di Melbourne
Sekuel Ketika Kau Hadirkan Dia
***
Bab Empat Belas***
***
Alex dan Jonathan muncul pagi itu ketika Hara berniat pergi ke supermarket, untuk membeli beberapa keperluannya selama satu Minggu. Alex membawa keranjang berisi roti, susu, madu maupun selai yang sepertinya baru dibelinya. Lelaki itu berdiri di depan pintu dengan senyuman terukir penuh. "Hai! Pagi yang cerah di Bulan Juni, Ra!" katanya. Ia menyerahkan keranjang dan menatap Jonathan yang berdiri di sisinya. "Hari ini putraku sudah mau keluar dan tidak merengek terus." Hingga anak itu mendelik ke arah papanya.
Hara terkekeh dan meraih keranjang itu, lalu mempersilakan keduanya untuk masuk. Mungkin ia akan membiarkan keduanya duduk manis dulu, menikmati secangkir teh hangat dengan beberapa potong waffle cokelat yang akan dibuat olehnya sendiri. "Aku mengerti. Mungkin Jonathan masih takut untuk pergi dengan kendaraan lagi," sahutnya. Ia tersenyum manis kepada anak itu. Lalu mengusap pipinya dengan lembut.
"Apakah Gabriel sudah datang ke sini lagi?"
Pertanyaan Alex membuat Hara tercenung, tetapi untungnya ia sudah melangkah ke balik dinding. Segera fokus membuat teh untuk Alex dan susu untuk Jonathan, lalu ... ia merasa dirinya seperti seorang istri, sekaligus ibu. Hingga membuatnya menggelengkan kepala dengan kuat. Ia meraih satu cangkir dan gelas, mengambil bubuk teh dan susu untuk kemudian menyiramnya dengan air hangat yang berasal dari dispenser. Lalu membuat beberapa potong waffle cokelat, tetapi ia menyediakan susu dan tehnya lebih dulu.
"Kau belum menjawab pertanyaanku," kata Alex sambil lalu, tetapi entah mengapa ia menangkap nada penasaran dalam suara itu. "Apakah Gabriel sudah datang ke sini lagi?"
Mau tidak mau, Hara menjawabnya. "Iya. Baru kemarin ia datang ke sini." Sebelum Alex bertanya sesuatu lebih jauh, ia segera berkata, "Aku sedang membuat waffle cokelat. Tunggu sebentar ya." Dan ia kembali melangkah menuju pantry dalam apartemen itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekeping Luka di Melbourne (Sekuel Ketika Kau Hadirkan Dia)
RomantizmKematian suaminya ... hal paling menyakitkan sepanjang hidup Hara Azzahra. Sebab dia telah kehilangan separuh hatinya. Seolah semua harapannya hancur. Sekarang, dia hanya bisa hidup dengan diliputi ketakutan akan harapan. Hingga takdir membawanya p...