Bagian 16

128 31 2
                                    

Sekeping Luka di Melbourne
Sekuel Ketika Kau Hadirkan Dia

***

Bab Enam Belas

Selamat membaca❤


Seharusnya sekarang ia tidak berada di sini. Duduk di antara para tamu penting berpakaian rapi. Mereka semua adalah bos besar di kota ini. Jika saja Freya tidak datang ke apartemennya dengan bola mata sembab, ia pasti akan berpikir ribuan kali untuk datang ke acara seperti ini. Sebab ia merasa orang-orang di sini berpakaian terlalu bagus dan mencolok. Mereka semua saling mengobrol satu sama lain. Tidak menghiraukan keberadaan Hara dan Freya di sana, seolah  ... mereka hanya dua ekor lalat di antara puluhan lebah.

Freya memang bukan gadis yang akan menangis ketika putus dengan kekasihnya. Dan Hara pikir Freya bukan gadis yang cengeng. Namun, ternyata Freya bisa menangis ketika koleksi miniatur antiknya hilang dan bibinya mengatakan kalau semua benda kecil itu mungkin terbawa oleh pamannya. Sebab keluarga mereka memang baru saja berkemas dan semua barang yang sudah tidak dibutuhkan, tetapi masih layak pakai itu, akan disumbangkan ke Afrika untuk orang-orang yang membutuhkan di sana.

Freya baru sampai di rumah pukul dua siang, setelah selesai kerja kelompok untuk tugas kuliah. Ia langsung tertidur pulas karena kelelahan dan baru menyadari barang koleksinya hilang malam ini. Freya bahkan mengaku tidak sempat makan dan berganti pakaian. Sebab begitu bibinya bilang kalau pamannya sudah mengangkut barang-barang itu ke mobil dan akan mengantarkannya ke bandara setelah menghadiri sebuah acara. Freya langsung kelabakan. Apalagi ketika bibi mengatakan bahwa ponsel pamannya tertinggal.

Saat Hara bilang di telepon, "Oke. Kau harus tenang ya. Harus sabar." Freya malah semakin kencang menangis di ujung sana. Gadis itu mengatakan kalau ia sudah bersusah payah mengumpulkan miniatur benda-benda antik itu dari berbagai negara di dunia. Dan ia tidak percaya akan ada kesempatan yang kedua untuk mendapatkannya lagi. "Kalau begitu mungkin kau bisa minta diantar oleh bibimu?" Kali ini suara Hara terdengar lebih hati-hati. Mengingat pengalaman pertamanya ketika datang ke acara penting bersama dengan Freya beberapa waktu lalu. Ia tidak ingin terulang lagi.

Namun, Freya yang sedang tidak baik, mudah sekali tersinggung. "Bibi punya jadwal lain. Apakah kau sudah tidak mau menolongku?"

Hara hanya bisa mengembuskan napas dan berkata, "Aku akan ke sana sekarang." Mendadak ia menjadi rindu dengan Rizka, sahabatnya.

Dan di sinilah mereka saat ini. Freya tampak bertanya-tanya kepada beberapa orang yang ada di sana mengenai keberadaan pamannya, sementara Hara hanya melihat sekeliling dengan malas. Begitu ia berbalik, Freya dengan cepat sudah menghilang dari pandangannya. Hara pun mengembuskan napas sekali lagi dan memilih duduk di sebuah kursi, lalu meraih segelas air putih, lalu menggoyangkannya dengan pelan. Benar-benar membosankan. Mungkin sebaiknya ia akan berdiam diri di sini sampai Freya menghubunginya.

Sayangnya suasana menjadi lebih tidak enak ketika bola matanya menangkap sosok Annalise kini tengah melangkah ke arahnya. Dengan gaun berwarna merah bata yang akan tampak berkilau ketika tertimpa cahaya lampu. Gadis itu membawa segelas sampanye dan terlihat begitu angun, "Hai, Nona Asia!" katanya dengan nada ceria. "Apakah aku boleh duduk di sini? Denganmu?" tanyanya.

Apakah sopan jika ia berkata 'tidak' sekarang? Namun, yang Hara lakukan hanya mengangguk kecil. Entah ia akan menyesali keputusannya atau tidak.

"Kau sendirian?" Annalise bertanya lagi setelah meneguk sampanye dalam gelas. Dan Hara bisa menangkap rasa waspada dalam bola mata gadis itu. Mungkin, Annalise pikir Hara datang ke sini bersama dengan Gabriel atau Alex? "Dan kenapa kau bisa ada di sini? Siapa yang menjadi koneksimu?" sambungnya, dengan nada yang berisi sindiran.

Sekeping Luka di Melbourne (Sekuel Ketika Kau Hadirkan Dia) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang