"Sekeping Luka Di Melbourne"
Sekuel Ketika Kau Hadirkan DiaBab Dua Puluh Lima
***
Alex menelepon dirinya pagi itu dan mengatakan bahwa tulisan Hara yang baru naik banyak mendapatkan respon yang bagus. Sehingga dirinya berinisiatif untuk memberikan hadiah kepada Hara berupa blezer yang kemarin dititipkan kepada Rizka. Juga sebagai kenang-kenangan untuk Hara di Indonesia. Hara mengucapkan terima kasih untuk kedua kalinya.
"Kau sedang bersama dengan Gabriel?" Pertanyaan Alex membuat Hara tercenung.
"Tidak, Alex." Ia hanya menjawab dengan singkat.
"Tapi kalian sudah pernah bertemu, bukan?"
Hara mengangguk. Meskipun sebenarnya ia tahu bahwa Alex tidak bisa melihat dirinya. "Ya, kami sudah pernah bertemu beberapa kali. Ada apa, Alex?"
Terdengar dehaman kecil di ujung sana. "Ah, tidak. Apa kabarmu, Hara?" Alex mengganti topik pembicaraan mereka. Lalu terdengar suara Jonathan di ujung sana yang seolah ingin mengambil ponsel dari ayahnya. "Biarkan aku bicara, Dad!" Seru Jonathan dengan nada memaksa.
Hara tersenyum. "Kabarku baik, Alex," jawabnya. "Boleh berikan ponselnya kepada Jonathan? Aku ingin berbicara dengannya."
"Hai, Bunda!" Suara Jonathan terdengar riang.
Sungguh Hara rindu berat dengan anak lelaki yang manis itu. Rasanya ia ingin sekali membelikan Jonathan banyak gula-gula jika suatu saat mereka kembali bertemu. "Hai, anak manis!" sahut Hara tidak kalah riang. "Bagaimana kabarmu di Singapura?"
"Baik, Bunda. Kapan kita akan bertemu lagi? Aku kangen sekali dengan Bunda!"
Hara menarik senyum tipis. Tiba-tiba terbayang dalam kepalanya jika saja Jonathan menjadi anak tirinya. Pasti sangat menggemaskan sekali. Tetapi, sayangnya ia memang tidak mencintai Alex. Ia tidak menaruh harapan kepada lelaki itu.
"Mungkin lain kali kita akan bertemu anak manis," sahut Hara dengan jawaban yang tidak meyakinkan. "Sedang apa kau di sana?" Ia mengganti topik pembicaraan di antara mereka. Lagipula Hara sendiri juga tidak tahu kapan mereka akan bertemu. Mungkin apabila Alex memutuskan untuk datang ke Indonesia dan main ke rumah keluarga besar Rizka. Itu pun bisa saja mereka tidak bertemu.
"Sedang memakan sereal! seru Jonathan riang. "Ayah membelikan kado untuk Bunda. Jangan lupa dipakai, ya." Lalu Jonathan mengecilkan nada suaranya. "Ayah bilang Bunda pasti cantik banget kalau pakai kado pemberian Ayah itu." Dan suara dehaman singkat terdengar.
Hara tersenyum geli, tetapi ia tidak ingin membuat Jonathan sedih. "Baik. Siap laksanakan anak baik!" katanya dengan nada tegas yang riang. Tidak lama setelah itu, ponsel sudah kembali kepada Alex yang segera meminta maaf karena merasa sungkan atas perkataan anaknya. Tentu Hara berkata tidak masalah karena memang ia tidak akan merasa tersinggung sedikitpun. Justru ia bersyukur sekali telah mengenal keluarga Alex yang sudah dirinya anggap seperti bagian dari keluarganya sendiri.
"Baiklah, Hara. Kalau begitu sudah dulu. Aku akan meneleponmu lagi lain kali jika ada yang ingin kubicarakan." Ada kesan gugup dalam suara itu.
"Oke, Alex," sahut Hara. "Semoga harimu menyenangkan!"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekeping Luka di Melbourne (Sekuel Ketika Kau Hadirkan Dia)
RomanceKematian suaminya ... hal paling menyakitkan sepanjang hidup Hara Azzahra. Sebab dia telah kehilangan separuh hatinya. Seolah semua harapannya hancur. Sekarang, dia hanya bisa hidup dengan diliputi ketakutan akan harapan. Hingga takdir membawanya p...