"Sekeping Luka Di Melbourne"
Sekuel Ketika Kau Hadirkan DiaBab Tiga Puluh Tiga
***Ketiga lelaki itu yang terdiri dari Tuan Stanley, ayah Hara dan paman Gabriel sibuk dengan permainan golf mereka. Sementara para wanita, yakni ibu Hara dan bibi Gabriel baru saja pergi keluar. Mereka memilih menikmati suasana pagi pasar daripada memutuskan untuk menemani ketiga lelaki itu. Gabriel sendiri pagi-pagi sekali sudah pergi ke kantor karena ada rapat. Tinggal Hara di sini yang harus terjebak di antara ketiga lelaki itu karena ia ketinggalan untuk ikut pergi bersama dengan ibunya. Berkali-kali para pelayan bergerak mengipasi wajahnya, ada yang menyodorkan botol berisi air minum dan bahkan ada pula yang memayungi dirinya.
"Sebaiknya kalian semua istirahat saja. Ayo silakan duduk di kursi. Aku tidak masalah terkena panas." Lagipula di sini tidak ada Gabriel, kan? Pelayan itu tidak perlu bertindak sedemikian rupa terhadapnya.
"Tidak, Nona. Sudah kewajiban kami untuk menjaga Anda," kata salah satu pelayan.
Hara menghela napas, lalu tersenyum. "Terima kasih banyak. Tetapi aku rasa sebaiknya kalian beristirahat saja. Nanti akan aku panggil jika memang aku butuh sesuatu. Bagaimana?" Akhirnya mereka pun menurut dan Hara bisa mengembuskan napas dengan lega.
"Putriku!" Itu bukan teriakan ayah Hara, tetapi justru Tuan Stanley yang kini tengah menatap ke arahnya. "Ayo coba kau mainkan golf ini. Aku akan mengajarkanmu sampai kau benar-benar bisa!"
Apa? Bermain golf? Bahkan memegang stick saja Hara tidak pernah.
"Tidak, Tuan. Lebih baik aku di sini saja menonton kalian." Hara menggeleng pelan.
Namun, Tuan Stanley malah melangkah ke arahnya. "Ayolah putri kecilku yang manis. Kau harus mencobanya." Lelaki itu lantas menyerahkan stick golf kepada Hara yang kini terlihat kebingungan. Wanita itu menoleh ke arah ayahnya, tetapi lelaki paruh baya itu hanya tersenyum. "Ini tidak akan sulit. Kau hanya perlu melakukannya dengan penuh konsentrasi."
"Tapi aku tidak pernah melakukannya, Tuan." Hara masih menolak dengan halus.
Tuan Stanley tersenyum. "Ayolah, Sayang. Ini tidak akan sulit. Aku akan mengajarimu langsung." Lelaki paruh baya itu bahkan terlihat penuh harap. Tuan Stanley meminta minum kepada para pelayan dan kembali menatap Hara yang kini masih terlihat bimbang.
Hara menghela napas pelan. "Baiklah, Tuan." Akhirnya ia menyerah. Lagipula tidak ada yang bisa menolongnya sekarang. Hara terjebak di antara ketiga orang lelaki yang memang menyukai golf itu.
Tuan Stanley tersenyum senang. Lelaki itu mengajak Hara untuk melangkah mendekati kedua lelaki lain yang sudah beristirahat dan meneguk air putih. Seharusnya ia pergi bersama dengan ibu dan bibi Gabriel saja tadi. Karena terlalu asyik menulis cerita di laptop ia menjadi ketinggalan dan berakhir di sini karena Tuan Stanley memaksa dirinya untuk ikut. Hara mulai mengayunkan stick yang dipegangnya, ia hendak memukul bola ketika tiba-tiba Gabriel datang dari arah samping dan mendorong stick itu. Hara menoleh dengan cepat ke arah lelaki itu. Ia tidak berhasil memukul bola.
"Aku yakin kau tidak akan bisa, Nona. Jangan dipaksakan."
Apa? Memangnya Gabriel pikir ini kemauan Hara sendiri? Ia lantas mendengkus pelan. Menyebalkan sekali memang lelaki kutub es itu. Tuan Stanley segera menepuk kepala cucunya yang kemudian mengundang gelak tawa Gabriel. Lelaki itu sama sekali tidak merasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekeping Luka di Melbourne (Sekuel Ketika Kau Hadirkan Dia)
RomanceKematian suaminya ... hal paling menyakitkan sepanjang hidup Hara Azzahra. Sebab dia telah kehilangan separuh hatinya. Seolah semua harapannya hancur. Sekarang, dia hanya bisa hidup dengan diliputi ketakutan akan harapan. Hingga takdir membawanya p...