Annalise tengah merapikan isi tas tangan di atas meja rias ketika seorang sutradara datang dan berkata, "Kami memutuskan untuk berhenti bekerja sama dengan Anda, Nona Annalise." Hingga membuat Annalise dan Mrs. Fee terkejut bukan main. Sebuah majalah diletakkan di atas meja. Berisi berita tentang dirinya. "Semua media massa sudah memberitakan hal ini. Petisi boikot dirimu pun sedang berlangsung. Kami tidak ingin rugi apabila iklan kami ditolak oleh banyak siaran televisi." Lelaki berkepala botak dan perut buncit itu memandang sang model. "Untuk itu kami putuskan untuk mengganti model dan kami akan membayar kekurangan gajimu. Tetapi tentu tidak sepenuhnya karena iklan ini bahkan belum selesai dibuat." Lalu ia segera pergi dari sana.
Mrs. Fee bangkit berdiri. "Tunggu, Tuan Sutradara!" serunya. Wanita itu mengejar sutradara tersebut keluar dari ruangan.
Annalise meraih majalah dari atas meja, lalu menatapnya dengan tidak percaya. Di sana tertampang foto dirinya dan terdapat tulisan 'Model Cantik, Annalise Queenie, Menyewa Seorang Lelaki Untuk Mempermalukan Calon Tunangan Gabriel Kristoffer' yang membuatnya menghela napas berat. Apakah ini semua ulah Gabriel? Ia terduduk lesu ke kursi. Lalu menundukkan kepala. Lantas Annalise melemparkan majalah itu dengan kesal. "Menyebalkan!" serunya. Annalise menatap bayangan wajahnya sendiri di dalam cermin. Lalu berteriak keras. Gabriel mengapa tidak bisa mengerti bahwa ia hanya mencintai lelaki itu?
Apakah karirnya akan meredup setelah ini?
Annalise menarik rambutnya dengan frustasi. Ia tidak ingin kehilangan reputasi yang sudah dibangunnya mati-matian. Kini karirnya sedang berada di puncak. Sedikit terbesit perasaan menyesal dalam dirinya. Seharusnya selama ini ia mendengarkan perkataan Mrs. Fee. Seharusnya ia berhenti jatuh cinta kepada Gabriel. Seharusnya ....
Memikirkan semua itu membuat kepalanya seperti ingin pecah. Annalise meraih botol parfum yang berada di atas meja, lalu melemparkannya dengan asal hingga terdengar suara pecahan beling di lantai.
Lalu, suara langkah kaki mendekat. Annalise merasakan bahunya ditepuk dari belakang. Ia bisa melihat wajah David yang kini memandangnya dengan wajah khawatir. "Apa yang terjadi, Ann?" tanyanya. Ia meraih kedua telapak tangan Annalise, memeriksanya. "Apakah ada yang luka?"
Melihat David yang tampak begitu perhatian dengannya, membuat air mata berkumpul dengan cepat. Mengapa ia selalu menyia-nyiakan David? Mengapa selama ini ia selalu bersikap egois? Annalise menatap David, lalu menggeleng pelan. Sementara air mata meluncur begitu saja tanpa bisa ia cegah. Hatinya hancur. Karirnya hancur.
David mengembuskan napas lega. "Aku akan ambilkan air putih untukmu!"
Namun, Annalise menggenggam telapak David lebih erat. Ia menggeleng pelan. Lalu, tanpa berpikir panjang, gadis itu memutuskan membenamkan kepalanya di dada bidang lelaki itu. Annalise terisak keras di sana. Pertahanan dirinya runtuh.
Sementara David yang masih belum mengerti apa yang sedang terjadi, terlihat kebingungan. Lalu perlahan telapak tangannya bergerak mengusap rambut Annalise dengan lembut.
***
Gabriel kalah start pagi itu. Padahal ia sudah memasang alarm di ponselnya. Namun, karena ada begitu banyak pekerjaan yang berhasil membuatnya lembur hingga pukul empat dini hari, lelaki itu lalu ketiduran dengan begitu pulas. Padahal ia harus pergi menemui Hara sebelum wanita itu benar-benar hilang dari Melbourne. Sayangnya, ketika ia sampai di apartemen Hara, wanita itu sudah tidak ada di sana. Membuat Gabriel melepaskan kepalan tangan ke udara dengan kesal. Ia segera melangkah masuk ke dalam mobil dan pergi ke bandara, setelah mendapat kabar dari Alex. Sekarang, lelaki itu segera memacu mobilnya dengan kecepatan penuh.
Ia ingin melihat wanita itu. Ia ingin memberikan salam perpisahan, meskipun ... Gabriel sudah berjanji kepada dirinya sendiri bahwa ini bukanlah akhir dari kisah cintanya. Ia akan terus berjuang. Gabriel berniat akan menyusul Hara tanpa sepengetahuan wanita itu. Ia akan mencari wanita itu di Indonesia nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekeping Luka di Melbourne (Sekuel Ketika Kau Hadirkan Dia)
Roman d'amourKematian suaminya ... hal paling menyakitkan sepanjang hidup Hara Azzahra. Sebab dia telah kehilangan separuh hatinya. Seolah semua harapannya hancur. Sekarang, dia hanya bisa hidup dengan diliputi ketakutan akan harapan. Hingga takdir membawanya p...