Epilog

244 26 2
                                    

"Sekeping Luka Di Melbourne"
Sekuel Ketika Kau Hadirkan Dia

Epilog
***

Enam tahun kemudian.

"Mamaaa!" Sebuah suara manis terdengar.

Kisah yang bahagia mungkin sedang di mulai sekarang. Saat Hara keluar dari pintu rumah keluarga Tuan Stanley dengan membawa cangkir berisi susu hangat. Dan Gabriel tengah bersama Javier, yang merupakan buah hati mereka, tengah asyik memotong tangkai bunga di halaman rumah. Keduanya mengenakan topi cokelat yang membuat wajah Gabriel terlihat konyol. Namun, lelaki itu dengan penuh percaya diri meraih pinggul sang istri, memeluknya. Sementara telapak tangan Hara terulur menyerahkan cangkir berisi susu hangat untuk Javier yang menatap mereka dengan sorot ceria.

"Mengapa istriku cantik sekali pagi ini? Hmm?" Gabriel berbisik di telinga Hara dengan nada menggoda.

Hara lantas menghadiahi cubitan kecil di perut Gabriel. Membuat lelaki itu meringis. Di depan mereka, Javier asyik menyeruput susu hangatnya. Hara lantas mengamati anak lelaki berusia enam tahun itu. Wajahnya benar-benar mirip sekali dengan Gabriel. Terutama warna bola matanya. Rasanya semesta tidak adil. Padahal Hara yang mengandung anak itu selama sembilan bulan, mengapa setelah lahir ke dunia malah mirip dengan Gabriel?

"Sudah dulu, yuk. Sekarang waktunya Javier mandi. Setelah ini, kan, teman-teman Javier mau datang." Seperti harapan Gabriel waktu itu, bahwa mereka akan rutin melakukan pertemuan. Dan sekarang pasti akan sangat lengkap.

"Javier nanti mau telepon kakek, ya, Ma?" Tatapan anak lelaki itu penuh harap. Memang Hara sekarang menetap di Melbourne, sangat jauh dari orangtuanya. Namun, mereka tetap rutin melakukan video call di setiap waktu. Untuk mengobati perasaan rindu. Gabriel sendiri berjanji akan menghabiskan waktu tua bersama dengan Hara nanti di Indonesia. Untuk sekarang, masih ada banyak hal yang tidak bisa ia tinggal di Melbourne.

"Siap, Sayang," kata Hara seraya mengusap kepala anak itu. "Yuk sekarang Javier mandi. Sebentar lagi Liliana, Jonathan dan Andreas akan datang."

Sementara Javier pergi, Gabriel masih berdiri di sisinya. Tersenyum menggoda. "Apakah kau mau mandi bersamaku?" tanyanya dengan wajah polos.

Hara langsung memukul lengan Gabriel dengan keras dan melangkah meninggalkan lelaki itu. Masih ada banyak hal yang harus ia urus sekarang. Ia harus pergi ke dapur keluarga Stanley dan memastikan para pelayan telah mengerjakan tugas dengan baik. Namun, Gabriel tidak membiarkan Hara pergi begitu saja. Lelaki itu lantas mengejarnya. "Jangan pergi dulu, Sayang. Aku ingin menatap wajahmu lebih lama lagi," katanya seraya menahan tubuh Hara dalam dekapan erat dari belakang.

"Tuan Gabr .... "

"Oh, ayolah, Ra. Kau sudah menikah denganku selama hampir tujuh tahun." Gabriel memprotes panggilan Hara kepada dirinya. "Jangan sebut aku Tuan Gabriel lagi. Kau harus membiasakan diri memanggilku 'sayang', Ra."

Hara membalikkan tubuh dan mengembuskan napas. Ia menatap Gabriel dengan senyum kecil. "Baiklah, Sayaaaangku," katanya dengan nada mengejek. Tetapi Gabriel malah tersenyum. Sementara Hara mencubit hidung Gabriel. "Oke, lepaskan pelukannya sekarang. Aku harus pergi ke dapur." Ia menaikan alis menatap suaminya.

"Tunggu dulu," sergah Gabriel yang malah semakin mengeratkan pelukannya. "Kurasa sekarang sudah saatnya kita membicarakan hal serius," kata lelaki itu seraya menatap bola mata Hara dalam-dalam.

Wanita dalam dekapannya mengerjap pelan, tidak mengerti maksud dari perkataan suaminya. Tetapi raut wajahnya terlihat khawatir. Belakangan ini ia memang menjadi sering overthinking. Misalnya saja takut Gabriel tertarik dengan wanita lain dan pergi meninggalkan dirinya. Lalu hak asuh Javier akan diambil sepenuhnya oleh lelaki itu dan tidak membiarkan Hara berkutik, lalu Gabriel akan ....

Sekeping Luka di Melbourne (Sekuel Ketika Kau Hadirkan Dia) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang