Bagian 2

466 39 8
                                    

Sekeping Luka di Melbourne
Sekuel Ketika Kau Hadirkan Dia

***

Bab Dua

Bab Dua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Harus berapa kali kukatakan? Aku tidak suka ada yang terlambat saat rapat!" sembur lelaki dalam balutan jas rapi. Sosok yang sejak tadi menjadi pusat perhatian para staf kantor. Wajahnya yang tampan sudah bukan hal luar biasa lagi. Semua wanita tahu betul bagaimana sifat lelaki itu. Perfeksionis dan angkuh. "Tutup rapat kali ini! Reina, buatkan surat peringatan untuk Keirin dan Shieren!" Setelah menutup berkas di meja, lelaki itu melangkah keluar dari ruangan tanpa permisi.

Sepertinya kondisi perasaan Gabriel sedang tidak baik-baik saja. Sehingga tidak ada yang berani mengusiknya. Bahkan managernya sendiri, Jeff, memilih untuk tidak mendekati lelaki gunung es itu. Namun, rupanya semua kegarangan dan kalimat pedas Gabriel tidak berlaku bagi Annalise. Gadis Eropa dengan rambut cokelat gelap yang membuat sekretaris Gabriel mengetuk pintu ruangan bosnya, padahal sebenarnya ia takut setengah mati. Sekarang bukan saat yang tepat untuk berurusan dengan Direktur itu. Tidak sampai wajahnya yang mendung terlihat lebih baik. Sekretaris itu merutuki Annalise dalam hati.

"Siapa?" Suara barinton terdengar. Dari nadanya, sudah bisa ditebak bahwa si empu sedang tidak ingin diganggu. Dan siapa pun yang berurusan dengan dirinya sekarang seharusnya sudah tahu apa konsekuensi yang akan didapatnya.

"Permisi, Pak." Sekretaris membungkuk sopan. Perasaan takut semakin menyergapnya. "Nona Annalise datang dan mengatakan ingin bertemu dengan Anda. Apakah boleh saya persilakan ia masuk?" Suaranya terdengar gugup. Tentu saja siapa pun akan gemetar jika berhadapan dengan Gabriel sekarang.

Sebelum Gabriel mengatakan satu kalimat pun, gadis dengan rambut cokelat itu sudah lebih dahulu melangkahkan kaki untuk masuk. Annalise, dengan pakaiannya yang selalu terlihat glamor kini duduk di kursi dan menyilang kedua kakinya. Terlihat sangat anggun. Semua lelaki memang mengakui kecantikan Annalise. Bahkan banyak yang menyatakan perasaan kepada gadis itu secara terang-terangan di depan umum. Entah sudah berapa banyak lelaki yang ditolak cintanya. Namun, satu lelaki sama sekali tidak terpesona dengan kecantikan gadis itu, siapa lagi kalau bukan Gabriel. Semua wanita mengakui bahwa sulit sekali untuk menaklukkan lelaki berhati es itu. Bahkan Annalise pun sepertinya tidak bisa.

Sekeping Luka di Melbourne (Sekuel Ketika Kau Hadirkan Dia) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang