"Amira sayang...bangun yok nak"pelan kuguncang tubuh gadis kecilku.seketika mata indahnya yang berhiaskan bulu mata yang lentik Itu mengerjap.segera kubawa kekamar mandi untuk mencuci muka.sementara suamiku sepertinya sudah bergegas keruang makan.kulihat ia duduk fokus menatap menu.seperti biasa,menanti dilayani bak raja.akupun mendudukkan Amira diatas kursi disampingku.segera kusendokkan nasi goreng istimewa lengkap dengan telur mata sapi kepiring suamiku.setelah itu barulah ia mulai makan.pagi ini kami sarapan dengan suasana yang sunyi tanpa ada yang memulai membuka pembicaraan.aku sendiri masih enggan untuk berbicara ataupun bertanya jika hanya jawaban yang ketus yang akan aku dapatkan.dan lagipun sepertinya suamiku juga tidak berniat berbicara dengan ku serta putrinya amira.mungkin ia bosan atau muak.apalah diriku ini.dari dulu aku orang nya suka minder.apalagi sekarang ketika suami sendiri saja sudah acuh terhadapku.ya sudah lah.buat apa juga aku terlalu memikirkan nya.yang ada malah bikin kulitku keriput.hadeh....
Siang ini kulihat mas Rangga mulai mau menemani Amira main.meski beberapa bulan ini kesannya cuek.tapi mungkin efek libur,ditemani juga anakku main.ups...lupa..anak kami.seketika perasaan yang beberapa hari ini kalut menjadi sedikit menghangat ketika melihat betapa senangnya putriku bermain dengan ayahnya.namun tak ku pungkiri sebenarnya hati ini masih terasa sakit dan gelisah tentang sikap mas Rangga.ya tuhan...tolong lah aku ditengah nestapa ini.
"Mas...aku mau kewarung dulu ya,mau belanja.titip Amira"pamitku.suamiku hanya mengangguk pelan sekilas.ya tuhan...segitunya.akupun beranjak keluar rumah.kebetulan warung ada didamping rumahku."kenapa itu ramai ramai"bathinku.
"Eh,ada mbak Dewi ni,mau belanja ya mbak?"tanya si Aini pemilik warung."ya ni,aku mau beli Pampers Amira sama beli gula"ujarku.aini tersenyum menanggapiku seraya mengambilkan pesanan." Aini,ada apa ini kok rame.pada ngumpul?"tanyaku ingin tahu."ye...mbak Dewi kepo juga ternyata"Aini tertawa renyah."itu loh mbak,si nengsih.katanya suka pulang subuh"lanjutnya lagi."iya mbak dewi,padahal kan masih gadis,udah kayak orang gak bener kerjaannya"timpal Husnah .tetanggaku yang lain.aku hanya tersenyum mendengar penuturan para tetangga.sejenak terpikir pula olehku kemarin mas Rangga juga pulang subuh.huh...hati kembali jengkel jika mengingat suami.sementara itu,ibuk ibuk gosip masih pada kasak kusuk.aku memilh mundur teratur.rasanya gak enak nanti jika sikorban gosip tiba tiba ada.karena rumahnya tepat sebelah kanan rumahku.sementara warung Aini berada disebelah kiri.lebih baik aku pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
selingkuh Dengan Tetangga
Romancemenceritakan tentang perselingkuhan seorang suami dengan tetangganya sendiri