"cinta adalah tentang sebuah kepercayaan,bila satu hal itu sudah tidak ada, yakinlah bahwa cinta telah pergi"( Riana Dewi).
Menjelang sore,Dewi dan anaknya sudah dalam perjalanan pulang.didalam mobil bus Dewi lebih banyak diam.sementara Amira anaknya sedang tertidur lelap dalam pangkuan.sesampainya dirumah,ia langsung merebahkan tubuh putrinya dikamar.lalu bergegas ke dapur untuk menyiapkan makan malam.sementara itu Rangga masih berada didalam kamar.setelah semua siap Dewi bergegas menuju kamarnya .sesampai dikamar ia dibuat tertegun melihat keadaan Rangga yang sedang tidur tanpa mengenakan sehelai pun pakaian."ada apa dengan mas Rangga,kok tidur dalam keadaan seperti ini"gumam Dewi pelan.ia pun langsung membereskan kamar.melihat pakaian yang berserakan dilantai membuat Dewi merasa ada sesuatu yang janggal."mas Rangga sepertinya habis melakukan sesuatu"bathin dewi."kurang ajar mereka"gumam Dewi dengan geram.ia pun urung membersihkan kamar tersebut.pakaian yang berserakan dibiarkan begitu saja.hatinya terlanjur terbakar amarah.
Sambil menunggu azan Maghrib,Dewi duduk bermenung di teras depan rumahnya.sementara Rangga masih tidur dengan pulas tanpa mengetahui kepulangan anak istrinya.ia begitu kelelahan setelah bertempur dengan nengsih.sampai waktu sholat isya datang pun Dewi tak memperdulikan keadaan Rangga didalam kamar.ia tak peduli apakah suaminya sudah bangun apa belum.hatinya terlalu sakit ketika membayangkan kegiatan panas yang dilakukan suaminya bersama selingkuhannya.apalagi hal tersebut dilakukan di kamarnya sendiri.
Waktu sudah menunjukkan pukul 20:00.dewi dan putrinya sudah tertidur dikamar anaknya.sedangkan Rangga baru saja terbangun dari tidur panjangnya.ia bangkit perlahan dari ranjang tidur.sambil menoleh ke dinding."astaga...sudah malam"ujarnya lirih.ia pun beranjak keluar kamar sambil memungut baju yang berserakan.ia takut keadaan kamar yang kacau dilihat oleh Dewi.padahal sedari sore Dewi sudah menyaksikannya."mereka sudah pulang belum ya?"gumam Rangga sambil menguap.ia berjalan menuju meja makan.perut yang keroncongan membuat ia mengurungkan diri untuk mengecek anak beserta istrinya ke kamar anaknya.ia lebih dahulu memilih untuk mengisi perut.
Di pagi hari seperti biasanya,Rangga berangkat kerja.sementara Dewi pun kembali berkutat dengan segudang pekerjaan rumah.ketika ia tengah asyik menyapu halaman,buk Sumi datang menghampiri.
"Pagi mbak Dewi.." sapa Bu Sumi."ya mbak,pagi juga"jawab Dewi dengan sopan."kemarin gimana acaranya?rame nggak?"tanya Bu Sumi berbasa basi."rame sekali buk.seru lagi.bisa sekalian silaturahmi dengan orang orang"Dewi bercerita dengan semangat.sedangkan Bu Sumi merasa tak karuan.ia bingung mau memulai dari mana untuk menyampaikan sesuatu yang ia saksikan kemarin.melihat gelagat aneh Bu Sumi,Dewi pun bertanya."ada apa buk Sumi? seperti nya ada yang mau di omongi?"Sumi merasa tenggorokannya tercekat.ia pun menarik tangan Dewi ke teras.mengajak duduk di sana."mbak Dewi yang sabar ya,dan maaf sebelumnya"ujar Bu Sumi sambil meringis.ia menyodorkan hp ny ke arah Dewi."apa ini buk?"tanya Dewi penasaran."lihat aja mbak...tapi...mbak dewi gak usah kaget ya..."ujar Bu Sumi pelan sambil menggenggam tangan dewi.dewi pun membuka hp itu.mata Dewi tiba tiba terbelalak melihat layar hp.ia menutup mulutnya sementara mata sudah berkaca kaca.meskipun ia sudah menduga perihal itu kemarin sore,namun ketika benar benar melihat kenyataan itu,ia bahkan merasa tambah sakit hati.bu sumi mengelus punggung Dewi dengan pelan."sabar ya mbak,aku juga gak sengaja kemarin itu.karena mau jemput mbak Dewi,karena segala sesuatu perlu bukti,maka saya rekam mbak"ujar Bu Sumi pelan."gak apa apa buk...malah saya berterima kasih.karena ini adalah bukti tambahan buat saya.kirim ke nomor wa saya ya buk.."pinta Dewi dengan tersenyum kecut."maksudnya...mbak Dewi sudah tau hal ini?"tanya Bu Sumi bingung.dewi mengangguk mantap.sekarang giliran Bu Sumi yang menutup mulut dengan mata yang terbelalak."astaghfirullah...mbak Dewi sabar sekali"ujar Bu Sumi dengan mata yang berkaca kaca."siapa bilang saya bisa sabar buk..saya sekarang sedang berencana menghancurkan mereka berdua sehancur hancurnya"ucap Dewi ber api api."saya akan bantu mbak dewi.sebagai sesama perempuan,saya tidak bisa menerima penyelewengan yang dilakukan suami mbak.mereka harus dihukum"jawab Bu Sumi."aku butuh siasat buk...,rencananya..."belum sempat Dewi meneruskan kata katanya,Bu Sumi memotong."begini saja mbak,sekarang kita lapor ke ketua RT terlebih dahulu sambil menyerahkan bukti ini.dan kita tunggu saat yang tepat untuk menangkap basah mereka"usul Bu Sumi tersebut membuat Dewi termenung sejenak."begitu juga baik buk.terima kasih ya.sudah mendukung saya.disini saya tidak punya siapa siapa".Dewi menangis sesenggukan.bu Sumi menepuk pelan bahunya."kita harus atur siasat mbak,bagaimana kalau mbak Dewi pura pura pergi aja,saya yakin mereka bakal ketemuan lagi"mendengar itu Dewi menjawab."bagaimana kalau Minggu depan buk?pas waktu libur mas rangga.biasanya ia stay dirumah"."bagus itu mbak,pas mereka sedang berbuat mesum,kita ajak perangkat desa untuk menggerebek mereka.biar tau rasa mereka"ujar Bu Sumi semangat sambil mengepal ngepalkan tangannya.ia merasa geram.
KAMU SEDANG MEMBACA
selingkuh Dengan Tetangga
Romancemenceritakan tentang perselingkuhan seorang suami dengan tetangganya sendiri