Seraya mengambil baju perempuan yang kutemukan didalam koper itu,aku bergegas berjalan menuju dimana mas Rangga berada.kulihat ia masih asyik bermain dengan Amira."Amira sayang,mainnya dikamar dulu ya nak"pintaku.untunglah jiwa ini masih waras.tak ingin rasanya gadis kecilku melihat pertengkaran kami.setelah memastikan Amira sudah berada didalam kamarnya,aku langsung melempar baju perempuan itu ke hadapan suamiku.mas Rangga terperanjat.wajahnya menegang."katakan mas,ini baju siapa"ujarku berusaha lebih santai."eh anu,mas gak tau"jawab suamiku dengan gugup."oh..gak tau ya??!!"suaraku mulai meninggi.kekesalan ku pada bulan bulan terakhir ini rasanya sudah memuncak di ubun ubun.harus dilampiaskan agar tak struk."mungkin punya salah satu temanku"jawab mas Rangga sekenanya.kulihat dia merenung.mungkin mencari alasan yang tepat."bohong kamu mas!mana ada gak tau baju siapa,sementara ada dalam kopermu.aku tau,kamu selingkuh kan mas?!!"
"Gak ko wi.mana ad.ya..gak ada aku selingkuh.sumpah wi."jawab suamiku gelagapan."gak nyangka aku mas.pantas kamu berubah akhir akhir ini.nafkah buatku kamu kurangi.kamu sudah tak pernah kasih aku nafkah bathin.suka pulang subuh.awas kamu mas.sampai aku tau siapa wanita itu.habis dia mas!"maki ku dengan tubuh yang gemetaran menahan emosi.jika tak ingat jika yang didepan ku ini adalah orang yang kupanggil suami,mungkin sudah ku pijak pijak.mungkin mas Rangga lupa,aku bukanlah wanita yang lemah.aku pandai karate.
Mas Rangga tertunduk diam melihatku mencak mencak.mungkin ia sedang mencari kalimat untuk pembelaan diri.faktanya tak ada kalimat yang dapat meredam emosiku."katakan mas,siapa selingkuhanmu,tega kamu mas,kamu gak mikirin amira,"lanjutku penuh penekanan.sementara mas Rangga masih bungkam.karena tak dapat perlawanan akhirnya aku berlalu menuju kamar.aku tarik koper suamiku segera ku lempar ke hadapannya.sungguh emosi ini membuat aku gila.konon katanya bila suami ketika dituduh hanya diam,berati itu semua benar.hal itu membuat darahku makin mendidih.inginnya aku ada perlawanan dari mas rangga.biar sekalian baku hantam.tapi ini dia hanya plonga plongo .ku acak acak isi koper sekenanya.inilah alasannya kenapa aku malas ribut.karena jika aku sudah marah,aku suliat untuk meredamnya.
Karena mas Rangga tak kunjung bicara,aku pergi kekamar.ku pastikan dulu anak semata wayangku.kulihat ia masih asyik bermain.syukurlah ia tak mendengar amukanku barusan.segera kukunci pintu kamar anakku.malam ini biarlah aku tidur dikamar anakku.rasanya belum mau melihat wajah suamiku.yang ada aku akan mengamuk lagi.
Tak ada makan malam.biarlah mas Rangga mencari solusi sendiri untuk perutnya .hatiku terlanjur sakit dibuatnya.anehnya lagi,dari tadi tak ada sedikitpun air mata yang ku teteskan lagi.mungkin saking marahnya atau sudah kering.entahlah.yang ada dalam benakku sekarang adalah ingin menghajar perempuan itu.siapa pun itu.geram sekali rasanya.
Setelah subuh aku beranjak keluar kamar.kulihat hasil amukanku tadi sore sudah tak ada lagi.mungkin sudah dibereskan mas Rangga.kuperhatikan suamiku sudah tak ada lagi.mungkin sudah pergi kerja.sedikit rasa bersalah terselip dihati ini.tapi biarlah.semua ini tak kan terjadi jika dia tak bermain curang dibelakang ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
selingkuh Dengan Tetangga
Romancemenceritakan tentang perselingkuhan seorang suami dengan tetangganya sendiri