Malam ini mas Rangga tidak kemana mana.ia banyak menghabiskan waktu dengan gawainya.entah apa yang tengah ia lakukan.aku heran sendiri melihat mas Rangga yang terlalu asyik dengan gawai tersebut.sambil sesekali tersenyum ria.sementara Amira lebih banyak bermain sendiri.menurutku alangkah baiknya mengajak anak bermain karena mumpung masih dirumah ketimbang bermain gawai.entahlah..terhadapku sendiri mas Rangga semakin tak peduli.sudah tak ada lagi obrolan yang tercipta jika aku yang tak memulai sendiri.dari kemarin sore aku hanya menyibukkan diri dengan pekerjaan rumah.berhubung ada rasa enggan untuk memulai obrolan,hingga kami yang tinggal satu atap ini bagaikan orang asing.
Dulu,hubungan kami tak seperti ini,hampa.mungkin mas Rangga sudah mulai berada pada titik jenuh dalam hubungan ini.aku cukup tau diri.aku sadar bahwa diri ini sudah tak secantik dulu.aku sudah jarang merawat diri karena terlalu asyik berjibaku dengan dapur.bukan tak paham hukum pikih yang mewajibkan berdandan didepan suami,hanya saja aku tak punya cukup uang untuk beli skincare dan baju baju cantik.paling cuma daster itupun didapat dengan cara kredit.mas Rangga tak pernah peduli dengan apa yang aku butuhkan.nafkah yang ia berikan setiap bulan selama ini hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.apalagi di bulan bulan terakhir ini jatahku malah dikurangi.entah apa alasannya.ingin rasanya untuk mencari pekerjaan.namun masih ku tahan karena amira.siapa yang akan menjaganya jika aku bekerja.
Setelah menidurkankan Amira akupun merebahkan diri di samping suamiku.terlihat ia langsung merubah posisi membelakangi ku.sakit.itu yang aku rasakan saat ini.perlahan setetes demi setetes air mata ini mengalir.tak dapat kubendung lagi.hati ini merasa iba.suamiku sendiri sudah sangat berubah.jangankan menyentuhku,sepertinya ia sudah tak Sudi untuk bertatapan denganku.ya ku akui sudah lama aku tak mendapat nafkah bathin dari mas Rangga.namun rasa ini bukan lagi perasaan diabaikan.tapi labuh sakit dari itu."ya tuhan...apa salahku"rintih bathinku.
"Mas..bangun...subuh mas"panggilku pelan seraya mengguncang tubuh mas Rangga.sementara mas Rangga hanya menggeliat.akupun segera kedapur untuk menyiapkan sarapan.setelah itu aku segera menyiapkan pakaian kerja suamiku.
"Wi,mungkin aku seminggu ini gak akan pulang kerumah.kami ada meeting diluar kota"ujar suamiku seketika."ya mas"jawabku seadanya.ingin rasanya bertanya banyak seperti biasa.tapi entah mengapa sekarang aku lebih banyak diam.hatiku rajuk atas sikap suamiku.sekian banyak ucapan dan unek unek hanya berfokus dikepalaku saja.aku khawatir akan terjadi penuaan dini akibat banyak nya pikiran ini.
"Amira..ayah pergi kerja dulu ya"ucapnya seraya mengecup pucuk kepala amira.amira hanya diam memperhatikan.padahal di usianya tiga tahun ini ia sedang suka sukanya mengoceh.mungkin ia tak terbiasa dengan sang ayah.
Mas Rangga pun berlalu.hati ini berdenyut tiba tiba.tak ada lagi kecupan sebelum pergi kerja untuk ku.padahal hal itu merupakan penyemangat ibu ibu dalam bekerja.apa benar mas Rangga selingkuhan,aku bahkan lupa kapan terakhir ia menyentuhku.jujur,aku kesepian.
KAMU SEDANG MEMBACA
selingkuh Dengan Tetangga
Romancemenceritakan tentang perselingkuhan seorang suami dengan tetangganya sendiri