17. Teror Reina

1.1K 93 6
                                    

Gaess kalian udah bosen sama cerita ini ya?
Ayo dong di vote😅
Jangan lupa ya...

Bisa kutebak, readers ADARADEWA2 anak-anak kalem. Kalo ditanya nggak ada yang jawab dari kemaren😅😭

Btw.. selamat malam jumat..
Jangan lupa, anu...

Tentang pagi yang tenang sepertinya tidak akan Dara dapatkan selagi Dewa masih berada di Palu. Belum ada satu hari dan matahari baru saja menampakan diri, tapi rasa gelisah itu sudah muncul kembali. Jika tidak ada Selina, perasaan Dara akan jauh lebih baik. Tapi dengan Dewa menulis tentang Selina yang ikut bersamanya, itu juga sama baiknya. Setidaknya Dewa tidak berbohong.

Pagi tadi, jam empat titik dua puluh dua, Dewa mengirim pesan. Mengucapkan selamat pagi, dan menuliskan bahwa semalam dia tidak bisa tidur. Merindukan Dara menjadi alasannya. Dan pada saat jarum jam tepat di angka enam, Dewa mengirim pesan lagi bahwa dia akan memulai tugasnya.

Dara sudah membalas, menulis kata semangat dan hati-hati dengan kalimat love you sebagai penutup. Meski pada akhirnya, secepat apapun Dara membalas pesan Dewa, pesan itu tidak akan langsung terbaca. Dara harus sabar menunggu hingga nanti malam, atau paling cepat siang nanti.

Ponsel diletakan begitu saja, Dara lalu mengambil buku note bersampul warna hitam dari dalam laci. "Gue nggak mau numpuk masalah, jadi gue harus menyelesaikan satu persatu."

Dara menarik tutup pena dengan mulutnya. Di salah satu lembar buku, Dara mulai menulis masalah yang dihadapai dan mengurutkannya dari yang ia pikir paling mudah.

List masalah!

Korupsi di kantor
•Reina
•Kotak hadiah
•My mental health
•Rebut Dewa kembali (dibawa santai karena Dewa pasti lagi cari solusi juga!)

Pada awalnya, Dara ingin menuntaskan masalahnya dengan Reina lebih dulu, tapi ternyata Bina tadi pagi mengirim email bahwa dalang dibalik korupsi dan tanda tangan palsu itu sudah diketahui. Dara ingin bergerak cepat, agar dia bisa berkonsentrasi mengurus pameran furniture yang akan dilangsungkan satu bulan lagi.

"Done! Saatnya berangkat ke kantor. It's okey, Ra. Dewa nggak akan berani macem-macem!" Dara menarik napas lalu mengambil tabung obat. Dia akan menurut dan rutin meminum obat itu agar cepat sembuh.

Buku ditutup, Dara meletakan kembali penanya ke sebuah gelas bulat tanpa gagang bercorak zodiak taurus miliknya. Buku itu Dara simpan di lemari hitam. Dan akan dibuka kembali ketika masalahnya selesai untuk memberikan tanda ceklist. Dara mengamati sekilas gambar-gambar wajah orang yang ia curigai. Tersisa sebelas orang lagi yang harus Dara selidiki.

"Ini pasti akan memakan waktu lama." Dara menghela napas, "belum apa-apa udah cape. Siapa sih lo! Kalo minta uang, sini gue kasih. Gue cuma mau hidup tenang."

ADARADEWA2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang