Morning🌄
Hari kamis jangan lupa senyum manieszzz
***"Sejak kapan, Ra ... sejak kapan ...." Lemas sekali mendengar jawaban Dewa. Maxim sampai harus dipapah Bumi untuk duduk di sebuah kursi. Ruangan di salah satu rumah sakit itu menjadi semakin dingin hawanya.
Sekala, putra semata wayangnya berubah menjadi sosok yang jahat, bahkan kepada sepupunya sendiri. Maxim tidak habis pikir, apa dirinya kurang memberikan semua yang Sekala minta, sampai dia ingin menguasai milik Dara.
"Om, Om masih ingat saat Dara mengamuk di kamar waktu itu?" Dara melepas rangkulan Dewa, menyingkirkan tangan kekar itu agar bisa berdiri sendiri, "penyebabnya bukan hanya karena Dewa, tapi karena kotak hadiah berisi foto, yang pernah menghebohkan sewaktu SMA dulu. Pagi setelah malam itu, Dara langsung mencari tahu siapa pelakunya, dengan cara menemui teman lama Dara satu persatu. Dari mulai Naomi sampai Doni, Dara tanyai. Tapi diantara mereka, tidak ada satupun yang menyimpan foto itu."
"Dara akhirnya bertanya pada Kirana, dan jawabannya sama, dia nggak punya foto itu. Namun pada saat di rumah Kirana, Dara sempat melihat kotak hadiah bermotif sama, dengan kotak terkahir yang dikirim ke Dara. Kotak itu dari Sekala."
"Jadi saat pulang, Dara memutuskan untuk masuk ke dalam kamar Sekala tanpa ijin dan mendapati foto itu ada di sana. Bertumpuk dengan foto lain di dalam sebuah kotak. Di belakang foto itu ada tulisan kebencian, yang ditulis dengan tinta merah."
"Sebenarnya, jauh sebelum Dara tau bahwa Sekala meneror Dara, Dara pernah memergoki Sekala keluar dari ruang kerja Dara dengan membawa sebuah file. Itu adalah proposal pengajuan bahan-bahan untuk real estate. Sekala terlibat dalam kasus korupsi itu."
Dara mendekat ke Maxim, bersimpuh memegangi tangan pria itu. "Tapi, Om, Sekala sama sekali nggak mengambil uangnya. Kita omongin baik-baik, ya. Dara yakin, Sekala hanya sedang terpengaruh sama omongan para petinggi yang membenci Dara. Sekala khilaf. Dia nggak sejahat itu. Dara nggak mau hubungan Dara sama Sekala hancur. Makannya selama ini Dara diam, sambil menunggu Sekala sadar. Maafin Sekala ya, Om."
Maxim tersenyum sendu, dia menarik Dara untuk berdiri, lantas memeluknya dengan erat. "Maafin, Om, Ra. Maaf karena lalai. Maaf karena tidak bisa menjaga Sekala dengan baik. Om terlalu fokus pada para petinggi yang membenci kamu. Tanpa Om sadari, anak Om sendiri, Sekala, dia yang menjadi kaki tangan mereka. Dia terprovokasi sampai-sampai tega membahayakan kamu. Maafin, Om, Ra."
"Ini bukan salah, Om. Kita selesaikan ini baik-baik, ya. Kita pasti bisa membawa Sekala, menjadi seperti dulu lagi," kata Dara menghapus cairan bening yang keluar dari netra pamannya itu.
Maxim amat sangat merasa bersalah. Gadis kecilnya disakiti putranya sendiri. Apa salah Dara sehingga Sekala setega itu. Bahkan jika dibandingkan dengan milik Dara, milik Sekala jauh lebih banyak. Bukan hanya harta, tapi kasih sayang orang tua yang ia terima tidak pernah kurang sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARADEWA2 [END]
Teen FictionNiat pergi untuk kembali menjadi pribadi yang lebih baik sepertinya tidak akan berjalan dengan mudah. Adara dibuat kaget saat mengetahui Radewa sang mantan kekasih akan melangsungkan pertunangan belum genap sehari sesampainya dia di Indonesia. Cint...