36. Luluh Lantak

1.8K 185 13
                                    

Happy satnight...
Jangan lupa vote+komennya ya❤


***

"Lo emang istri sah Dewa, Ra. Ini buku nikahnya, tinggal lo tanda tangani!!" teriak Joko membawa bukti buku nikah. Ia bersama Zidan, Sebastian dan Abian datang sedikit terlambat karena mereka menggunakan mobil untuk pergi ke sana. Sementara Dewa menggunakan motor. Kendaraan yang bisa menyelip diantara kemacetan.

"Hah??!!"

Mereka berdiri di depan Dara. Joko menunjukan buku nikah yang di dalamnya ada foto gadis itu. Sementara Abian menunjukan buku nikah yang di dalamnya ada foto Dewa.

"Percaya, kan, sekarang. Ayo, pulang, sebelum aku paksa kamu lagi. Atau kamu mau aku gendong?" tanya Dewa membujuk.

"Udah, Ra, nurut aja. Dibanding nanti ada yang babak belur," ujar Zidan meniup tangannya yang sudah mengepal.

Dara melirik sekilas Vier. Cowok itu masih santai, tidak terkecoh dengan ancaman Zidan. Toh, dia juga bisa melawan jika mereka memang mengajaknya adu kekuatan.

"She is your wife, tapi, kenapa dia kaya nggak mau gitu. Yakin, pernikahan itu sah. Kalaupun memang sah, lo tetap nggak boleh dong, maksa dia," kata Vier menantang. Ya, dia juga mulai melemaskan otot-ototnya.

"Pulang!!" Tanpa persetujuan lagi, Dewa langsung menarik paksa Dara pergi. Merampas buket dan melemparnya ke wajah Vier.

"Padahal udah lama nggak ngelukis di wajah orang, tapi Dewa malah pergi. Sial," kesal Zidan mengikuti Dewa dan Dara. Yang lainnya menyusul, menyisakan Vier yang berdiri sendirian di sana. Ditatap oleh beberapa pengunjung dan karyawan restaurant yang penasaran dengan keributan tadi.

"Naik!!" Dewa berseru, memaksa Dara mengikuti apa yang ia perintahkan. Jangankan kabur, bergerak satu langkahpun ia tidak bisa, karena Abian, Zidan, Sebastian dan Joko berdiri di sekililingnya.

Mau tidak mau, meski dengan sebal yang teramat sangat, Dara terpaksa naik. Dewa tersenyum tipis, memutar tubuhnya. Mengenakan helm, yang hanya ada satu pada kepala gadis itu.

Dewa menekan tombol klakson, lantas menarik gas tiba-tiba, agar Dara mau berpegangan dengannya. Sekali lagi, senyum tipis Dewa terbit karena berhasil membuat gadis itu menempel erat padanya.

***

Sudah jelas dan pasti, kalau Dara akan langsung marah ketika sampai di rumah. Dan dia sedang melakukannya sekarang. Tangan bersedekap dengan rahang yang mengeras.

Jangan mengira kalau dia hanya marah dalam diam, karena sebelumnya, tangannya itu telah menampar pipi Dewa sampai cowok itu berpaling. Abian, Zidan, Sebastian dan Joko sampai meringis, seolah ikut merasakan nyerinya.

"Ayo pukul lagi. Pukul sampe kamu puas," tawar Dewa memberikan pipinya cuma-cuma, "kenapa, kenapa cuma diem. Ayo tampar!" tekannya.

"AYO TAMPAR LAGI, RA!!" teriak Dewa tidak sabar.

ADARADEWA2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang