Diluar ekspetasi, rapat yang Dara pikir akan kacau karena terganggu kondisi fisik serta hatinya nyatanya berjalan dengan lancar. Dara mendapat tepuk tangan dari para petinggi perusahan setelah memaparkan produk terbaru yang akan dia luncurkan serta rencana satu tahun berikutnya bagaimana perusahaan akan berjalan.
Dara bernapas lega. Maxim dan Sekala sama-sama memberikan dua jempol tersenyum begitu bangga.
"Ini hebat. Kalau pada produk berikutnya bisa mencapai target, kita bakal dapat benefit yang luar biasa!" puji seorang petinggi berjas abu-abu dengan dasi loreng merah. Pria dengan rambut yang sudah memutih itu sedari tadi nampak kagum dengan kelihaian public speaking Dara. Dia juga yang bertepuk tangan paling keras diantara yang lain.
"Dia tidak beda jauh dengan Hans," imbuh petinggi lainnya.
"Sudah saya bilang, kan. Buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya." Seorang petinggi yang hanya memakai kemeja hitam dan terlihat lebih muda dari yang lain ikut bersuara.
"Sepertinya tidak ada yang perlu dibahas lagi, karena Dara sudah menjelaskan semuanya dengan sangat rinci. Dari produksi hingga teknik marketingnya pun lengkap di sini," ujar petinggi berjas abu-abu lagi, sambil mengangkat proposal yang disiapkan Dara untuk dibagikan pada mereka yang hadir dalam rapat tersebut.
"Hebat kamu, Dara," pujinya.
Dara tersenyum menunduk. "Terima kasih atas pujian yang diberikan. Sejujurnya saya masih sedikit gugup takut kalau akan mengecewakan."
"Saya pikir waktu anda dan yang lainnya sangat berharga, jadi lebih baik saya menjabarkan hingga tuntas agar tidak membuang waktu untuk rapat kembali."
Mereka semua tertawa sebagai jawaban atas pernyataan Dara. Sejujurnya Dara juga takut, kata Jason, selalu ada musuh yang hadir dibalik tawa. Jason juga mengingatkan jangan terlalu terbuai dengan pujian hingga tidak sadar kalau itu adalah jebakan untuk mengubur lawan lebih dalam.
Dan untuk saat ini, Dara belum melihat keanehan dari wajah petinggi-petinggi yang hadir di sana. Mereka semua terlihat seperti orang baik. Dan semoga saja tebakannya benar. Dara tidak mau lagi berurusan dengan ketidakpercayaan seperti dulu. Biarkan semuanya mengalir. Curigai yang memang patut untuk dicurigai.
"Batari dan Bumantara memiliki penerus yang luar biasa. Saya pikir perusahaan lain harus bergabung sebelum mereka benar-benar gulung tikar." Petinggi berkemeja hitam berdiri lantas merangkul yang lainnya untuk segera keluar dari ruangan. Mereka semua puas dengan rapat kali ini.
Maxim mengantarkan mereka sampai turun ke bawah. Menyisakan Sekala dan Dara yang sedang saling tatap tersenyum satu sama lain.
"Good job, Ra," ujar Sekala melebarkan tangannya memberikan penawaran untuk dipeluk.
Dara menghamburkan dirinya, membalas pelukan Sekala. "Ini karena gue punya kalian."
Pelukan terlepas dengan cepat. Dara menekan tangannya terlalu kuat, lupa kalau ada luka yang masih teramat sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARADEWA2 [END]
Roman pour AdolescentsNiat pergi untuk kembali menjadi pribadi yang lebih baik sepertinya tidak akan berjalan dengan mudah. Adara dibuat kaget saat mengetahui Radewa sang mantan kekasih akan melangsungkan pertunangan belum genap sehari sesampainya dia di Indonesia. Cint...