37. Titik Bahagia

1.7K 149 4
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

"Kok mereka udah akur aja?!" kaget Joko langsung berdiri dengan tangan menunjuk Dewa dan Dara yang sedang menuruni anak tangga.

Abian, Sebastian dan Zidan ikut menoleh. Satu orang melihat mereka seperti biasa, satu orang lagi melongo seperti Joko, dan satu yang lainnya tersenyum puas sambil manggut-manggut. Dia merasa begitu bangga, akan idenya yang berhasil menyatukan kedua sahabatnya itu.

"Wuihhh," goda Zidan menaik turunkan alisnya.

"Loh, kalian pada nginep?" tanya Dara.

"Enggak. Kemaren sore pulang, habis nungguin kalian nggak keluar-keluar. Ini baru dateng," jawab Abian.

Dara mengangguk mengerti. Dia lalu menengok ke segala arah. Mencari sesuatu yang tidak ia lihat sedari kemaren. "Bunda mana, apa masih di rumah Tante Vio?" tanyanya pada Dewa.

"Aku lupa ngasih tau kamu. Bunda, Tante Vio, Tante Shanna, Om Maxim sama Om Jason liburan ke Singapura. Katanya buat ngerayain pernikahan kita," jawab Dewa sambil menyingkirkan rambut Dara yang ada di lehernya ke belakang. Istrinya itu terlihat risih karena rambutnya yang terus mengganggu.

"Loh, kita yang nikah, kok mereka yang ngerayain. Mana nggak ngajak," protes Dara mencebik.

"Kan biar lo sama Dewa bisa berduaan tanpa terganggu siapapun, Ra," sela Abian menyipitkan mata.

"Ohhh," balas Dara sok polos, "aku siapin sarapan dulu, ya. Nanti aku panggil kalo udah siap," kata Dara pada Dewa, lantas melepas pegangan tangan mereka. Dia takut salah tingkah karena Zidan kini melihatnya dengan senyum meledek. Sindirannya lebih berani dari yang Abian berikan.

Yakin kalau Dara sudah masuk dapur, Zidan langsung merangkul bahu Dewa. "Bagus kan, saran gue," katanya bangga.

"Gue akuin, iya," jawab Dewa malu-malu.

"Kok bisa sih. Harusnya kan Dara marah," protes Joko tidak terima. Dia malas melihat tingkah Zidan yang sedang besar kelapa.

"Secara nggak langsung Dewa merkosa dia loh," imbuh Sebastian.

"Pala lo merkosa. Dara kan istri Dewa," sangkal Zidan.

"Tetep aja, Dan. Meskipun mereka suami istri, kalau satunya dipaksa kaya gitu, namanya bakal jadi pemerkosaan. Harusnya mereka sama-sama mau," kata Abian. Bukan bermaksud membela Joko dan Sebastian, bukan pula menyalahkan Zidan dan Dewa, dia hanya mengatakan kebenaran yang memang ia ketahui dari sebuah situs bacaan.

"Abian bener, kok. Gue akui gue salah. Gue juga udah minta maaf berkali-kali. Tapi mau gimana lagi. Cuma cara ini yang bisa bikin dia tenang dan luluh," celetuk Dewa menenangkan perdebatan itu.

"Gue masih bingung, dia digituin kok malah jadi tenang?" tanya Joko.

Zidan menepuk jidat. "Gini nih, kalo ke sekolah cuma numpang tidur. Orang yang nganu itu biasanya menghasilkan hormon endorfin di dalam tubuhnya. Hormon itu bukan cuma bikin tenang, kesel, tegang, stress pun bisa ilang dalam sekejap."

ADARADEWA2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang