11. Tired

1.2K 111 3
                                        

"Long time no see

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Long time no see."

Gedung setinggi lima belas lantai berdiri kokoh di hadapan Dara. Memandang ke atas, ada banyak burung terbang menghiasi langit yang mulai bersemu jingga. Gadis itu datang ke sana untuk menemui dokter Shanna, sekaligus menjalankan misi pertamanya.

Keanggunan Dara menjadi pusat perhatian semua orang. Dress hitam selutut yang dan surai panjangnya berkibas ke kanan dan kiri beriringan dengan derap langkah jenjangnya. Kehadirannya sudah ditunggu. Dokter Shanna berdiri di meja resepsionis sambil mengobrol dengan suster yang berjaga.

"Lihat siapa yang datang?" ledek dokter Shanna.

"Calon keponakan dokter Shanna. Benar kan?" jawab Dara tersenyum.

"Oh, jadi yang suka antar jemput bu dokter, Om-nya, nona Dara," ujar seorang suster meledek.

"Ternyata sudah sejauh itu hubungannya. Kenapa nggak bilang?" Dara bersedekap dada pura-pura kesal.

"Biar surprise," jawan Shanna menaik turunkan alisnya.

"Jadi nanti kita bakal jadi saudara dong? Dokter Shanna kan sepupu jauh Bundanya Dewa. Dan Dara, keponakan calon dari dokter Shanna. Terus aku, aku calon istrinya Dewa. Wah, kebetulan sekali." Selina yang tiba-tiba datang langsung menyela pembicaraan.

Shanna tersenyum kikuk lantas merangkul bahu Dara mengusap sedikit memberikan ketenangan pada gadis itu. "Haha, iya, Sel. Kamu sudah tidak ada pasien?"

"Tidak. Ini aku mau pulang? Dokter sendiri? Atau jangan-jangan Dara yang mau konsultasi?"

"Eh bu--"

"Iya. Aku mau konsultasi. Takutnya kambuh lagi karena akhir-akhir ini banyak kerjaan yang bikin pusing," jawab Dara menyela Shanna.

"Kalau begitu ayo, Ra. Kamu punya waktu banyak karena menjadi yang terakhir," ajak Shanna.

"Seperti biasa," jawab Dara tertawa lantas berjalan pergi menuju ruangan calon tantenya itu.

Selina menyungging senyum puas. Jika Dara kembali berkonsultasi berarti mental dia memang sedang tidak baik-baik saja. Rencananya bersama Reina berhasil.

"Dok, ini ada surat titipan," ujar seorang suster memberikan sebuah amplop coklat pada Selina.

"Makasih," jawa Selina tersenyum. Dia membolak-balikan amplop itu beberapa kali mencari siapa pengirimnya. Namun tidak ada. Yang tertera di sana hanya tulisan untuk Dokter Selina yang terhormat.

Selina membuka amplop perlahan. Dia terlonjak kaget dan langsung memasukan kembali isi dari amplop tersebut. Selina berlari, menuju mobilnya yang terparkir di tempat parkir khusus dokter rumah sakit.

Dengan tangan gemetar, dia membuka lagi amplop tersebut lalu mengeluarkan isinya. Di dalam amplop itu ada foto di mana Selina sedang duduk di dalam mobil menunggu Reina yang sedang menarik Ibunya keluar dari mobilnya.

ADARADEWA2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang