38. DANGEROUS!!

1.4K 145 5
                                    

Happy satnight gengs...
Jangan lupa vote sama komennya, oke😉

*
*
*


"Udah dong, Babe ... itu cuma mimpi. Jangan nangis lagi, ya." Dewa terus membujuk Dara yang tengah menangis sesenggukan. Sudah satu jam lamanya ia terus-terusan seperti itu. Ini semua karena mimpi yang Dara alami saat tidur tadi. Niat hati ingin istirahat sebentar menunggu malam tiba, dia malah bermimpi tentang mereka yang bunuh diri bersama.

Entah kenapa, perasaan Dewa juga mendadak tidak enak. Takutnya mimpi itu adalah pertanda buruk untuk pernikahan mereka. Namun demi menenangkan sang istri, dia harus bersikap biasa saja, dan sebisa mungkin membuat Dara kembali tertawa.

"Makannya nyokap gue ngelarang tidur sore. Apalagi kalau mau maghrib. Gini nih, jadinya," ujar Joko yang membuat Dara semakin menangis meronta-ronta.

"Diem, kek!!" kesal Zidan menutup mulut Joko.

"Ra udah lah, itu cuma mimpi. Nggak ada sangkut pautnya sama real life. Mending kita barbeque-an. Abian udah nyiapin semuanya, tuh," bujuk Sebastian, harap-harap tangis Dara mereda.

"Nggak jadi. Kita balik ke kota," kata Abian disertai raut cemas.

"Loh, Bi. Kenapa?" tanya Dewa. Jantungnya berdetak dua kali lipat seketika. Langit telah menggelap, menyeberang sekarang, bukankah jauh lebih beresiko.

"Nanti kalau udah sampai dermaga gue kasih tau. Sekarang beresin barang-barang kalian!" seru Abian lirih.

Tidak rela sebenarnya, tapi jika Abian yang memberi perintah, mereka mau tidak mau harus menurut. Pasti ada suatu hal yang serius sampai Abian bersikap seperti itu.

"Nggak papa, kan?" tanya Dewa lembut sambil menyeka air mata Dara. Wanita itu mengangguk, tidak sanggup bersuara, bernapas pun ia masih kesusahan.

Barang-barang mereka belum sepenuhnya teracak, bahkan koper juga masih tersusun rapi. Alhasil, beberes mereka hanya memakan waktu sepuluh menit.

Kapal sudah siap. Satu persatu dari mereka naik kembali. Abian sendiri masih bungkam. Tidak ingin membuat kegaduhan dengan kabar yang ia bawa.

"Bi, sebenarnya ada apa?" tanya Dara menyusul Abian yang berdiri sendirian di luar kapal. Memandang ke depan yang gelap gulita.

Dewa ikut menyusul, memakaikan jaket untuk Dara yang hanya memakai kaos pendek. "Lo nggak mau ngomong sekarang aja. Apa bedanya sama nanti?" tanyanya pada Abian.

"Ntar aja, tanggung," jawab Abian tersenyum kecil, lalu berbalik badan kembali.

Dewa merangkul Dara, mengusap lengan istrinya itu agar hangat. Mereka berdua tidak berniat untuk masuk kembali. Lebih baik menemani Abian di sana, meski berakhir dengan saling diam.

ADARADEWA2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang