1. Not As Planned

2.5K 153 0
                                    

Haii im back ....

Good night All ... jangan lupa votenya ya👍💙🖤

*
*
*

Duduk memutar-mutar kursi kebesarannya, Dara tengah mengamati lamat-lamat setiap bagian ruang kerjanya yang berada di lantai satu rumahnya.

Ruangan tempat kerja Hans sekarang diambil alih oleh dia sepenuhnya. Ruangan dengan ukuran 12×10 meter itu disulap oleh Dara menjadi ruangan yang jauh lebih elegan namun tetap santai. Warna putih yang sebelumnya mendominasi diubah menjadi warna-warna monokrom. Dara pikir, gelap akan memberikannya ketenangan.

Sebuah lemari besar berwarna hitam pekat ditambahkan. Letaknya berseberangan dari meja kerja Dara. Menempel dengan tembok. Dara meletakan kotak hadiah dari seseorang yang menyebutkan dirinya sebagai teman lama ke dalam lemari itu secara hati-hati.

"Kotak ini adalah yang pertama. Dan gue yakin, akan ada banyak hadiah lain yang akan datang menyusul. So, siapapun lo, semua yang lo berikan akan gue taruh di sini!"

"Bukti, sekaligus kenangan buat nanti. Mengenang bagaimana hebatnya Dara melawan musuh sendirian!"

Dara mengambil kertas selebar satu meter yang bagian belakangnya sudah ditempelkan perekat. Dia menempelkannya pada sisi dalam lemari tersebut. Gadis itu sudah memasang wajah orang-orang yang patut dicurigai. Ya, dia akan bergerak sendiri dan mungkin sesekali meminta bantuan pada keluarganya tanpa mereka sadari.

Lemari tersebut dikunci rapat-rapat. Tidak ada yang boleh memasuki ruang kerjanya tanpa ijin. Apalagi sampai membuka lemari tersebut. Ruangan itu sudah menjadi ruang privasi Dara.

"Let's move pada pada rencana berikutnya."

"Mengembalikan apa yang harusnya menjadi milik gue!" serunya.

"Dara ...." Seseorang memanggil, menyebut namanya hingga tiga kali. Dia orang yang sebenarnya akan Dara temui namun ternyata dia sudah lebih dulu datang sebelum Dara menghampirinya.

"Di sini kamu rupanya." Maxim melangkah masuk ke dalam ruangan. Berjalan sembari mengusap beberapa interior yang dilewati.

"Gimana? Suka?" tanyanya.

Dara mengangguk. "Suka. Sesuai sama ekspetasi. Dara pengin deh ubah warna rumah ini jadi monokrom semua."

Jari telunjuk Maxim bergoyang ke kanan dan kiri. "No. Tante kamu bakal marah. Bukan ke kamu, tapi ke Om."

"Kemaren Tante kamu saja gemas sendiri. Ruang kerja harusnya berwarna terang, bukan gelap seperti ini. Apalagi pas lihat lemari itu. Tante kamu benci warna hitam," imbuhnya memijat kening.

Dara tertawa renyah. Vio memang tidak suka warna hitam. Gelap dan menyeramkan katanya. Berbanding terbalik dengan Dirinya.

"Kan yang dimarahin Om bukan Dara. Jadi nggak papa dong?" tanyanya meledek.

ADARADEWA2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang