*
*
*Tok tok tok
Ini adalah suara ketukan ke lima yang Dara dapatkan. Pintu ruang kerjanya tak berhenti berbunyi karena sebuah kiriman paket yang terus berdatangan.
"Dari siapa?!" tanyanya sedikit kesal. Dia tengah memeriksa desain-desain furniture dan juga perkembangan real estate yang sedang dibangun. Dan konsentrasinya terus buyar karena bunyi ketukan itu.
Bina membuka pintu, seorang office boy masuk membawa kotak besar. "Dari Tuan Maxim," ucap Bina.
"Ya, terima kasih, Bin."
"Sama-sama, Nona, permisi."
Kotak besar, kotak kecil, lalu kotak apalagi yang akan Maxim kirim untuknya. Ini adalah kotak ke tiga. Entah apa pula isinya, Dara belum mau membukanya. Sementara Jason, dia mengirim bunga besar dan bingkisan coklat yang kini juga tergeletak begitu saja di sofa ruangan itu. Hadiah sebagai permintaan maaf karena sudah memarahi Dara, kemaren.
Benar dugaan Maxim, Dara marah, dan tidak mau berbicara dengan mereka.
Tok tok tok
Dara menghela napas. "Dari siapa?!" tanyanya benar-benar kesal.
"Dari Radewa, Nona," jawab Bina. Wanita itu bersuara lirih, dia juga takut karena terus mengganggu Dara sedari tadi. Padahal dia juga sangat lelah karena terus-menerus bolak-balik dari lantai satu hingga ke ruangan bosnya itu.
"Taruh saja, Bin. Setelah ini, kalau ada paket, diamkan saja di bawah. Kamu kembali kerja," kata Dara. Dia juga kasihan melihat Bina yang sudah ngos-ngosan.
"Baik, Nona, permisi."
"Ngapain, sih, ngirim paket segala, mau nyogok kan lo. Nggak mempan! Dasar cowok brengsek. Bisa-bisanya gue jatuh cinta sama lo!" gerutu Dara menunjuk paket dari Dewa dengan bolpoin. Tidak ada niatan membuka paket itu, Dara akan membawa ke rumah dan membakarnya. Difoto, lalu dikirimkan pada Dewa sebagai penolakan keras.
Dara mengusap dadanya agar kembali tenang. Menarik napas, lalu membuangnya perlahan.
Tok tok tok
Kesabaran Dara habis, dia menutup berkas dengan kasar. "Dari siapa!" teriaknya kencang.
Kali ini Bumi yang membuka pintu. Bukan sebuah benda mati, melainkan benda hidup yang masuk ke dalam ruangannya. Dia adalah Selina. Datang dengan congkahnya. Terbalut kemeja panjang berwarna pink muda, serta celana kain berwarna putih. Bumi menutup pintu, kini hanya ada Selina dan Dara di ruangan itu.
"Ada kepentingan apa, Nona Selina Bagaskara, datang ke kantor saya?"
Selina terkekeh. Dia bersedekap dada melihat Dara dari atas kepala hingga kaki. "Nggak usah sok formal. Gue ke sini cuma mau liat keadaan lo. Sebagai tuan rumah, lo nggak mau nyuruh gue duduk?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARADEWA2 [END]
Teen FictionNiat pergi untuk kembali menjadi pribadi yang lebih baik sepertinya tidak akan berjalan dengan mudah. Adara dibuat kaget saat mengetahui Radewa sang mantan kekasih akan melangsungkan pertunangan belum genap sehari sesampainya dia di Indonesia. Cint...