***Begitu ia membuka pintu kamar, pemandangan luar biasa sukses membuat matanya melebar sempurna.
Dewa sedang tengkurap di atas ranjangnya tanpa baju, menyambutnya dengan senyum yang begitu manis.
"Mau mabuk bareng, hmm?"
Reaksi apalagi selain kaget ketika melihat seorang laki-laki tidur di atas ranjangnya. Dara tidak habis pikir, ke mana semua orang pergi sampai Dewa bisa masuk ke dalam rumah. Bahkan mereka tau, bagaimana marahnya Dara pada cowok itu sejak kemaren.
"Hey, aku nanya loh. Mau mabuk bareng?" Dewa perlahan beranjak dari ranjang. Dengan ancang-ancang yang matang, tangan Dara berhasil diraih sebelum ia berhasil keluar kamar. Pintunya ditutup, Dewa merapatkan gadis itu ke salah satu sisi tembok, "sejak kapan bisa minum banyak? Hmm."
"Bukan urusan lo," ketus Dara.
"Ckk, Gemes." Dewa berujar, mencubit pelan hidung Dara, "tadi katanya mau night ride, kok udah pulang. Ngambek sama mereka. Kan aku udah ngalah."
"Stop basa-basi. Keluar lo, dari kamar gue!" Tubuh Dewa yang sudah terlatih sama sekali tidak bisa terdorong sedikitpun. Padahal Dara sudah mendorong cowok itu sekuat tenaga. Yang ada, tubuh Dewa malah semakin mendekat. Mengikis jarak diantara keduanya, hingga kini wajah Dewa berada tiga centi di depan wajah Dara.
"Gitu doang marah. Katanya siap jadi yang ke dua. Tapi katanya, kamu marah bukan karena itu kan? Kamu marah karena bukan kamu yang lihat itu pertama kali. Jadi, mau liat sekarang? Meskipun jadi yang ke dua, kamu tetap jadi yang pertama nyoba, kok, Babe."
"MESUM BANGET LO, JADI COWO! MAU YANG PERTAMA KEK, YANG KE DUA KEK, GUE NGGAK PEDULI!!" Dara menendang bagian vital Dewa. Cowok itu mundur, meringkuk kesakitan.
"Soal gue mau jadi yang ke dua, gue ralat. Lo pikir gue nggak laku sampai nungguin cowo brengsek kaya lo. Gue bahkan bisa dapat yang jauh lebih baik!!"
Bodo amat tentang rasa sakit. Dewa kembali menarik tangan Dara. Untuk yang ke dua kalinya, gadis itu tidak jadi pergi dari kamarnya.
"Yakin? Kalimat itu pernah kamu katakan sama Segara dan Sekala. Dan berakhir dengan apa? Berakhir dengan kamu yang tetap cinta sama aku. Cinta kamu udah habis buat aku, Dara. begitu pula dengan aku. Nggak usah sok-sokan marah kalau ujungnya nangis."
"Aku emang brengsek. Tapi cowok brengsek ini yang buat kamu jatuh cinta sejatuh-jatuhnya. Sampai kapanpun, you are the only one for me. wait until the time comes, please."
"Cinta gue emang habis buat lo, tapi kepercayaan gue bisa pergi. Gue udah percaya dan sabar nunggu supaya lo ninggalin Selina, tapi apa nyatanya. Lo malah tidur bareng dia. Gue cape percaya sama lo, tapi lo selalu mengkhianati kepercayaan gue, Dewa. Lo ngerti nggak sih. GUE CAPE, GUE CAPE SAKIT HATI TERUS!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARADEWA2 [END]
Fiksi RemajaNiat pergi untuk kembali menjadi pribadi yang lebih baik sepertinya tidak akan berjalan dengan mudah. Adara dibuat kaget saat mengetahui Radewa sang mantan kekasih akan melangsungkan pertunangan belum genap sehari sesampainya dia di Indonesia. Cint...