29. Sabotase

1.2K 124 30
                                    

Good Night gengss...
Jangan lupa bintang+komennya ya❤❤

*
*
*



"Tambahkan bunga kecil di meja itu!"

"Singkirkan kursi merah sekarang!"

"Jangan disitu! Geser sedikit!"

Pagi ini menjadi pagi yang sibuk. Dua jam lagi, acara pameran akan dimulai. Dara menjadi yang paling berisik di aula tempat pameran akan berlangsung. Dia terus menyipitkan mata, meneliti setiap sudut. Semua barang pameran harus tertata dengan rapi. Jika belum terlihat indah di matanya, Dara akan terus menyuruh staff memindah sampai barang itu berada di tempat yang benar.

Ini adalah yang pertama untuk Dara. Semuanya harus sempurna meski sebenarnya sudah sempurna. Para staff menurut dan memaklumi walaupun mereka sudah sangat lelah. Toh, Maxim sendiri berjanji akan memberikan bonus untuk mereka. Karena Maxim yang sekedar melihat saja ikut merasakan lelahnya seperti para staff. Dara terus memindahkan barang kesana kemari, dan pada akhirnya, barang tersebut kembali di tempat semula.

"Ra, sudah. Semuanya sudah perfect," ujar Maxim menahan bahu Dara. Gadis itu baru saja akan memindahkan bunga yang barusan ia suruh tempatkan di atas meja, "yang ada kamu kecapean kalau terus-terusan memindah barang-barang itu," imbuhnya.

Bahu Dara merosot. Dia memang lelah, tapi semuanya masih nampak belum cukup di matanya. "Semalam Dara masih bisa tenang, tapi entahlah, sekarang rasanya semuanya terlihat kurang. Dara khawatir akan gagal," keluhnya.

"Om yakin ini akan berjalan sesuai rencana. Istirahat, ya, supaya kamu bisa lebih tenang," ucap Maxim menempatkan kedua tangannya pada bahu gadis itu.

"Satu kali lagi. Dara ingin melihat sofanya dulu." Dara berlari kecil, menghampiri produk utama dari pameran ini. Sofa itu sudah dimodifikasi. Ada beberapa bagian yang diisi magnet pemijat. Ada bantal pelengkap yang harus tersambung ke aliran listrik untuk dijadikan bantalan pada tubuh yang pegal. Secara kasat mata, sofa itu sudah amat sangat sempurna.

"Dara," panggil seseorang. Gadis itu menoleh, mendapati Vio beserta dua wanita yang ia temui di pesta pertunangan Jason. Salah satu dari wanita itu adalah Maya, wanita yang ingin menjadikan Dara sebagai menantu.

"Tante, kok udah datang. Masih dua jam lagi loh," ujar Dara menunjukan jam di pergelangan tangannya.

"Lebih cepat lebih baik," sela Maya tersenyum.

"Kamu mau ngapain lagi, Ra. Kenapa nggak siap-siap." Vio mendekatkan wajahnya, mengendus sekilas leher Dara, "kamu kusut banget, keringetan lagi. Untung masih bau parfum," bisiknya.

"Bentar, Tan. Dara mau ngecek sekali lagi sofanya. Takutnya ada yang lecet," jawab Dara berbisik dengan senyum nyengirnya.

Dara memijakan kakinya pada lantai yang lebih tinggi, bisa dibilang itu adalah panggung utama. Selesai mengecek sedetail mungkin gadis itu kembali turun, menghampiri Vio, Maya dan satu wanita lain yang sedang mengobrol bersama Maxim. Dari raut wajah Vio yang khawatir, Dara bisa menebak, Maxim tengah menceritakan tentang ketidak tenangan yang sedang mampir padanya.

ADARADEWA2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang