Met hari kamis manieszzz...
Klik bintang sebelum baca, jangan lupa komennya juga☺️
***Acara pertunangan sebentar lagi akan usai, namun semuanya berantakan setelah Bumi memberikan kabar pada Maxim dan Jason, pasal apa yang terjadi pada Dara. Tuan rumah pergi begitu saja, meninggalkan tamu-tamu undangan yang kini dilanda kebingungan.
Sementara di sisi lain, Dara sudah dibaringkan di ranjang sebuah rumah sakit setelah Dewa membawanya dengan mobil dalam kecepatan penuh. Tidak ada yang boleh membantu selain dirinya, bahkan petugas ambulance yang bersiap di lobby hotel dengan ambulance stretcher ditepis kasar olehnya.
"Dok, gimana keadaan pacar saya?" tanya Dewa khawatir. Selama pemeriksaan berlangsung, Dewa berada di luar ruangan dan terus berjalan bolak-balik bak setrikaan.
"Tenang, dia baik-baik saja. Hanya syok ringan, sebentar lagi akan siuman." jawab dokter itu tersenyum sambil menepuk bahu Dewa.
"Syukurlah." ujar Dewa menghela napas lega.
Dokter itu tersenyum kembali. "Kamu bisa masuk sekarang. Saya permisi dulu," ucapnya lantas pergi bersama seorang suster.
Tanpa berpikir ulang, Dewa langsung saja masuk ke dalam. Tidak peduli jikalau nantinya Dara akan mengusirnya.
"Mau apa lo ke sini?!" sinis Dara. Benar, kan, gadis itu baru saja sadar dan langsung memberikan tatapan tidak sukanya.
"Bilang terima kasih dulu kek, Babe. Aku yang bawa kamu ke sini loh," balas Dewa cengengesan. Berjalan santai seolah khawatir yang sempat dirasa tidak pernah hadir.
"Tanpa lo bawa ke sini, gue juga bakal sadar. Sok jadi pahlawan. Lo pikir gue bakal sungkem sama lo. Dih, ogah!" ketus Dara.
"Nggak usah marah-marah, bisa nggak? Bukannya serem malah jadi gemesin." Dewa semakin mendekat, seketika Dara langsung duduk karena cowok itu bisa saja bergerak cepat melakukan hal apapun semaunya, "tiduran aja, aku nggak bakal ngapa-ngapain," goda Dewa.
"Suka-suka gue!" ketus Dara lagi sambil mendorong tubuhnya mundur.
Dewa duduk, mengambil tangan Dara. Diusapnya dengan lembut, lantas menciumnya perlahan. Sepuluh detik, Dewa menempelkan bibirnya pada punggung tangan Dara yang begitu halus dan harum.
Masih dengan tangan yang terus menggenggam, Dewa menatap intens gadisnya yang terpaku atas perlakuan cowok itu. "Kamu tau."
"Tau," jawab Dara. Gadis itu menggeleng, tidak mau lagi terhipnotis dengan perlakuan Dewa. "Tau!!" jawabnya ulang dengan lebih tegas sembari menarik tangannya kembali. Dia mengusap punggung tangannya pada ranjang dengan kasar. Berusaha menghilangkan bekas kecupan yang barusan Dewa berikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARADEWA2 [END]
JugendliteraturNiat pergi untuk kembali menjadi pribadi yang lebih baik sepertinya tidak akan berjalan dengan mudah. Adara dibuat kaget saat mengetahui Radewa sang mantan kekasih akan melangsungkan pertunangan belum genap sehari sesampainya dia di Indonesia. Cint...